“Penyakit ini perlu dihindari, terutama pada bayi. Sebab, risiko untuk berkembang sangat besar menjadi infeksi kronis yang mengganggu seumur hidup,” jelas dr. Febi.
Oleh karena itu sambungnya, bayi yang terinfeksi perlu mendapatkan penanganan segera agar masalah yang serius dapat dihindari.
Sebagai penanggungjawab program Hepatitis Puskesmas La’o, Maya Human, mengatakan pihaknya bersama tim Hepatitis telah melakukan penelusuran factor resiko sebagai langkah awal kegiatan SEHAT DINI (Stop Hepatitis dengan Deteksi Dini) di sejumlah Pustu pada wilayah kerja Puskesmas La’o.
Ketika sesorang mengidap penyakit Hepatitis B selama kehamilan, jelas Maya, pemberian vaksin yang memperkuat sistem imunitas tubuh guna mencegah perkembangan virus dalam tubuh.
“Hepatitis B merupakan salah satu penyakit serius yang perlu diwaspadai selama kehamilan. Pemeriksaan kandungan secara rutin tentunya diperlukan. Tujuannya tentu saja untuk mencegah risiko penyakit-penyakit tertentu yang berpotensi menyerang ibu hamil dan janin,” ucap Maya.
Sejak tahun 2022 hingga September 2024, sebut Maya, hasil skrining Hepatitis terdapat 36 orang ibu hamil dan 26 orang masyarakat umum terinfeksi virus hepatitis.
Sejumlah pasien yang positif virus hepatitis ini lanjutnya, tim medis telah melakukan vaksin rutin serta melakukan pemantauan secara rutin tim medis Hepatitis.
Saat ini sambungnya, sedang melakukan pemantauan pada ibu hamil yang reaktif Hepatitis melalui program imunisasi.
“Tujuan dari pemantauan ini agar bayi yang lahir dari ibu reaktif HBsag mendapat perlingungan diri dari virus hepatitis melalui imunisasi,” tutupnya.
![]()
![]()
![]()
