Ruteng, Swarantt.net – Kesenjangan infrastruktur pendidikan antara pedesaan dengan kota dinilai masih terjadi di Kabupaten Manggarai Nusa Tenggara Timur (NTT). Hal itu nampak dengan adanya bangunan Sekolah Dasar (SD) yang usang dan rusak parah.
Di mana SD tersebut berada di Desa Lenda Kecamatan Cibal Barat, Kondisinya sangat tidak layak digunakan untuk proses belajar mengajar. Sehingga pihak sekolah dan masyarakat disana meminta perhatian dari Pemerintah untuk memperbaiki kondisi gedung sekolah itu.
Menurut Sebastian, Selaku Ketua Komite, bahwa sekolah itu awalnya masih berstatus Tambahan Ruangan Kelas (TRK) dan tanah yang dipakai untuk bangun sekolah pada saat itu hasil swadaya dari masyarakat setempat, Kemudian dinaikan statusnya menjadi Defenitif pada tahun 2014 lalu.
Tapi seiring perjalanan waktu sepertinya perhatian pemerintah tidak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh masyarakat setempat, karena sampai saat ini fasilitas pendidikan di sekolah tersebut masih banyak kekurangan.
“Awalnya sekolah itu masih status TRK, dan masyarakat disini dengan gotong royong untuk membeli tanah guna membangun gedung sekolah, dan pada tahun 2014 sudah didefenitifkan menjadi Sekolah Dasar Negri (SDN), tapi sampai saat ini masih banyak fasilitas yang kurang, salah satunya ruangan kelas yang layak bagi siswa” Ungkapnya Senin (14/01/2019).
Apa yang menjadi Misi dari Pemerintah Kabupaten Manggarai yaitu Memajukan pendidikan yang demokratis, bermutu dan akuntabel, salah satu aspek yang harus diperhatikan dalam meningkatkan mutu pendidikan ialah infrastruktur, yang tidak lain adalah sarana dan prasarana terkait dengan kelas, laboratorium, maupun teknologi informasi dan komunikasi.
Sepertinya apa yang menjadi misi pemerintah manggarai tidak bisa diwujudkan oleh siswa di SDN Madona, karena dengan kondisi Ruangan kelas yang masih kurang, ruang perpustakaan dan ruangan guru tidak ada, sangat berpengaruh terhadap proses belajar mengajar.
Kepada swarantt.net Basilius Jangkur mengungkapkan rasa prihatin dengan kondisi gedung sekolah itu, karena Basilius menyadari bahwa fasilitas pendidikan sangat berpengaruh terhadap semangat belajar siswa, kurangnya ruangan kelas memaksa pihak sekolah untuk melakukan proses belajar mengajar di tempat yang tidak layak.
Komentar