Sebelumnya, Direktur Panas Bumi di Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE), Gigih Udi Atmo pantau secara langsung keberadaan PLTP Ulumbu 10 Mw yang telah beroperasi sejak 2012 lalu.
Gigih kepada media ini menyatakan pemerintah terus mendorong pengembangan energi panas bumi (Geothermal) sebagai sumber energi yang lebih handal dan harga terjangkau.
“Perluasan pembangkit listrik tenaga panas bumi (Geothermal) Ulumbu unit 5-6 Poco Leok, sangat diperlukan, selain penambahan daya juga recovery steam yang ada di unit eksisting (PLTP Ulumbu) saat ini,” jelas Gigih kepada Swara Net usai mengecek PLTP Ulumbu, pada Kamis (12/6/2025) siang.
Disebutkan Gigih, PLTP Ulumbu dengan kapasitas terpasang 10 megawatt (MW) yang tengah beroperasi saat ini masih relative rendah kapasitasnya.
“Pengembangan PLTP Ulumbu Poco Leok 40 MW nantinya akan menggunakan teknologi yang terbarukan yang lebih efisien,” ujarnya
Ekspansi ini kata dia, sangat penting bisa meningkatkan pemakaian steam sehingga produksi listrik lebih handal dan biaya terjangkau.
“Secara merit order paling murah di sistem kelistrikan, jadi merit order itu kapan suatu pembangkit bisa masuk ke system kelistrikan dibandingkan dengan harganya. Dan ini paling murah dan selalu diurutkan di rangking satu sekitar Rp900 per KWh bahkan lebih murah dari biaya operasi bahan bakar PLTU,” terangnya.
Peningkatan kapasitas listrik dan ekspansi energi terbarukan ini sebutnya sebagai langkah strategis pemerintah untuk memenuhi kebutuhan energi yang semakin meningkat dan mengurangi ketergantungan pada sumber energi konvensional di Flores.
“Keberadaan PLTP Ulumbu saat ini, sangat penting untuk menunjang system kelistrikan Flores,” ungkap Gigih.
Selain itu, pemerintah juga mendorong peningkatan efisiensi energi dan penggunaan energi yang ramah lingkungan.