Kendatipun tiap Regin politik ber- kecendrungan mengganti tekanan kurikulum, Pendidikan nasional kita pada bidang-bidang studi itu sejak merdeka tidak pernah beranjak jauh dari spirit tersebut – dengan pengaruh kuat super pendekar seperti Ki Hadjar Dewantara yang masih terasa.
Demikian juga di era presidensi Prabowo kini yang dipaksa perkembangan zaman untuk berhadapan dengan, dan bila dirasakan perlu menyesuaikan diri tehadap, Globalisme dengan seluruh pengaruh yang dibawahnya pada pikiran dan perilaku putra-putri bangsa.
Sampai derajat tertentu, tolak-tarik dan atau gabungan kedua anasir itulah, Nationhood, dan Globalisme, yang kini menjadi dasar argumentasi dalam setiap perdebatan berbagai soal koeksistensi kebangsaan kita, yang terbentuk dari 1001 beda untuk bersatu dalam NKRI yang tetap menghormati perbedaan itu dan memperlakukannya sebagai kekayaan nasional bangsa.