Dirinya bersyukur karena, hari ini pengembangan pariwisata di Kabupaten Manggarai mendapat dukungan yang besar dari semua pihak.
Direktris BPOLBF, Shana Fatina dalam pemaparannya meminta dukungan pemerintah dan masyarakat di Manggarai Raya untuk mendukung pengembangan pariwisata.
“Kami minta dukungan agar masyarakat dapat berperan aktif dalam pengembangan pariwisata berbasis ekonomi kreatif,” tuturnya.
Pariwisata holistik adalah pariwisata yang meliputi pelbagai aspek yang mendukung kesejahteraan manusia yang utuh dan terintegrasi dengan keutuhan ciptaan. Karena itu, pariwisata tidak boleh hanya berorientasi pada kesejahteraan ekonomi. Untuk itu, diperlukan partisipasi masyarakat lokal, integrasi nilai kultural dan spiritual setempat, dan pelestarian lingkungan alam dalam seluruh pembangunan pariwisata.
Sidang tersebut dihadiri oleh Uskup Ruteng, Mgr. Siprianus Hormat; Bupati Manggarai Barat, Pastor Paroki sewilayah Keuskupan Ruteng; Sekretaris Daerah Kabupaten Manggarai, Sekretaris Daerah Kabupaten Manggarai Timur, sejumlah pejabat lingkup Pemkab Manggarai, pimpinan lembaga, dan tokoh umat.
Dalam pengelolaan pariwisata, Uskup Sipri meminta kepada Bupati Manggarai, Bupati Manggarai Barat, dan Bupati Manggarai Timur untuk tetap memperhatikan kemaslahatan hidup masyarakat, dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Ia menekankan beberapa hal, yang disebut “tujuh ramah”, yakni: (1) ramah akan martabat manusia, (2) ramah terhadap sesama, (3) ramah budaya, (4) ramah lingkungan, (5) ramah tata karma dan etika, (6) ramah akan keadilan dan kejujuran, (7) ramah ilmu pengetahuan dan teknologi.
“Kami mengajak bapak-bapak Bupati di wilayah Manggarai raya ini, Ibu Direktris BOPLBF menyikapi bersama isu besar yang kita hadapi ini, program kebijakan dan program-program yang melayani kemaslahatan masyarakat Manggarai raya khususnya, dan NTT umumnya. Semoga pertemuan hari ini memberikan wawasan dan inspirasi baru dalam mengembangkan pariwisata di Nuca Lale ini,” katanya.
Sumber : Prokopim Manggarai




















