Bupati Hery Nabit: Pariwisata Membuka Peluang Ekonomi Bagi Masyarakat

Terhadap produk-produk lokal seperti kain hasil tenunan, politisi PDI Perjuangan ini meminta, agar dalam memasarkannya penentuan harga juga harus dipikirkan.

“Untuk pemasaran produk-produk lokal seperti kain tenunan, pikirkan juga soal penentuan harga atau prices, ini yang penting, misalnya modal 300 ribu jualnya 500rb itu yang wajar, tapi kalau modal 300 ribu, lalu jualnya 1,2 juta, itu yang harus dipikirkan lagi,” imbuhnya.

Selain penentuan harga produk, Bupati Hery juga menyinggung soal keramahan apa bila melayani tamu yang datang.

Sementara itu Anggota DPR RI dari Komisi X Andreas Hugo Pareira, menjelaskan penciptaan desa wisata maupun desa kreatif akan membuka peluang bagi pelaku homestay dan UMKM lokal.

“karena kita tau ini adalah salah satu potensi desa wisata yang jadi potensi destinasi, kita berharap orang bisa datang ke labuan bajo mereka juga bisa singgah datang ke Todo” ungkap AHP.

Potensi alam dan budaya Desa Todo,Kecamayan Satarmese Utara, Kabupaten Manggarai kata AHP yang begitu luar biasa, kalau dikembangkan dengan baik akan menghasilkan kesejahteraan masyarakat. Karena itu kata Dia dibutuhkan SDM yang memadai, sehingga Kemenparekraf yang merupakan mitra dari Komisi X DPR RI, menggelar kegiatan bimtek tersebut.

Lebih lanjut Dia mengatakan pengembangan potensi wisata satu wilayah, harus ada kerja sama antara pemerintah dan masyarakat setempat, karena akan berpengaruh pada pelayanan kepada para wisatawan.

“Disamping dari pemerintah, pelaku wisata dari luar, tapi masyarakat juga harus mendukung terutama masyarakat yang ada disini, bagamana mereka menerima para wisatawanwisatawan, bagaimana mereka menyiapkan homestay, bagaimana mereka menyiapkan semua hal-hal yang berkaitan dengan kebutuhan pariwiaata,”tutup AHP.

Turut hadir Direktur BPO Labuan Bajo Flores, Shana Fatina, Deputi 1 Pengembangan Pariwisata Kemenkeraf RI, Kadis Putu Nyoman, Kadis Pariwisata Kabupaten Manggarai, tokoh adat dan Tokoh Agama.