Diperpanjang Masa Jabatan Bupati Matim, Astra Tandang: Hati-Hati Jebakan Pragmatisme Elektoral

Matim, SwaraNTT.Net – Pemerhati politik lokal Astra Tandang kembali memberikan nilai soal kebijakan Perpanjangan Masa jabatan Bupati di 6 Daerah di provinsi Nusa Tenggara Timur.

Pada konteks Perpanjangan Masa jabatan Bupati, Astra Tandang lebih fokus kepada Bupati Manggarai Timur Andreas Agas yang disinyalir akan memberikan jalan tol bagi pencalonan istrinya menjadi anggota DPRD NTT.

“Istri Bupati tentu dianggap sebagai calon yang lebih diuntungkan dibandingkan kandidat lain. Suaminya sebagai Bupati bisa saja menggerakkan birokrasi bahkan lewat intervensi penganggaran daerah untuk memenangkan istrinya,” terang Astra kepada media ini, Senin 15 Januari 2024

“Ini realitas yang akrab terjadi di berbagai daerah adalah politisasi birokrasi, birokasi berpolitik dan politisasi anggaran daerah,” lanjut Astra.

Selain itu Astra menilai, keterlibatan istri-istri pejabat berpolitik praktis, sudah tidak etis. Sebab secara langsung maupun tidak langsung, sang suami pasti akan menggunakan fasilitas jabatannya terlibat mendukung pemenangan istrinya.

Astra juga menilai warga juga sudah cukup sadar berpolitik. Mana pemimpin yang mumpuni, mana yang dipaksakan dan dikondisikan untuk menjadi pemimpin.

Jika berharap efek ekor jas dari Bupati, ya kita tau seperti apa nasib nasib Kab. Matim dibawa kepemimpinan Pak Ande. Silahkan warga menilai, mengawasi dan memutuskan yang terbaik.

Di sisi yang lain, Ia juga menilai salah satu tantangan terbesar tantangan pemilu kita hari ini adalah belum bekerjanya demokrasi internal partai yang mensyaratkan adanya rekrutmen politik berbasis kaderisasi.

Elite partai politik biasanya menduduki jabatan publik strategis, baik di eksekutif maupun legilastif. Mereka umumnya adalah pihak yang bertanggung jawab atas pendanaan partai.

Dengan demikian, posisinya menjadi begitu berpengaruh, termasuk dalam menentukan pengisian jabatan politik melalui rekrutmen calon, tak terkecuali caleg, dalam pemilu.
Kebanyakan mereka yang mengendalikan posisi elite partai ini juga mengajak kerabat atau keluarganya terlibat dalam politik, tak luput juga dalam hal pencalegan.

“Jadilah banyak wajah-wajah kerabat dan keluarga pejabat politik yang lantas menghiasi daftar caleg Pemilu 2024,” ucapnya

Tak hanya itu Astra Tandang juga mengatakan, kerabat pejabat dan keluarga elite politik biasanya dianggap sebagai sosok yang mampu mendulang suara bagi partai.