DKM Gelar Workshop, RD Ino Sutam, Budaya Manggarai Mulai Luntur Keasliannya

Manggarai, SwaraNTT. Net – Untuk melestarikan dan mempopulerkan tarian Tiba Meka, Dewan Kesenian Manggarai (DKM) menggelar Kegiatan Workshop yang berlangsung di Aula MCC Senin (29/08/2022).

Narasumber dari kegiatan tersebut adalah Dr. Inosensius Sutam, Yovita Erni Jem, S. pd dan Yoseph Ngedot.

Dalam materinya yosep ngedot menjelaskan menurut adat, Tarian tiba meka hanya pemaka dan serebandang. Pemaka adalah gerak tari yang diawali oleh penari putra dengan tujuan mengusir atau menghalau roh jahat yang dapat mengganggu atau menghalangi kedatangan para tamu serta terkandung makna lainnya, yaitu memohon perlindungan dari TYME sebagai pemilik kehidupan. Sedangkan serebandang yaitu gerakan tari.

“Pemaka itu bukan orang sembarangan, tetapi orang yang memiliki kekuatan, karena tugasnya berat” imbuhnya.

Lebih lanjut Dia menjelaskan bahwa untuk menjadi pemakaian dibutuhkan orang khusus. Orang yang mempunyai kekuatan. Tarian Tiba meka juga kata Dia menurut adat hanya untuk dua peristiwa yaitu sebelum perang dan menerima tamu-tamu terhormat.

“Tarian tiba meka juga menurut adat, hanya untuk dua peristiwa penting, yaitu sebelum perang dan untuk menerima tamu-tamu terhormat” katanya.

Yovita Erni Jem pada materinya memaparkan bahwa tarian tiba meka merupakan adat kebiasaan menerima tamu orang Manggarai yang yang divisualisasikan dalam gerakan.

News Feed