Gelar Aksilarasi di Labuan Bajo, Ivan Nestorman Dampingi Subsektor Musik

Harapannya kata Muhamad Neil, agar program ini dapat memberikan dampak yang positif bagi masyarakat Labuan Bajo dan sekitarnya, serta semakin memperkuat identitas Manggarai Barat dan Flores pada umumnya.

“Harapannya program ini dapat memberikan dampak yang positif bagi pelaku kreatif pada sub sektor Musik, Seni Pertunjukan, Seni Rupa dan Penerbitan juga masyarakat Labuan Bajo dan sekitarnya,” katanya.

Progam AKSILARASI di Labuan Bajo ini, melibatkan 195 peserta yang berasal dari mayoritas warga Labuan Bajo, dan sekitarnya di kabupaten Manggarai Barat dan juga beberapa seniman/artisan yang berasal dari wilayah kabupaten lain di Flores yang terbagi dalam 4 sub sektor dengan pendamping tim kreatifnya masing-masing, yakni sub sektor musik didamping oleh Ivan Nestorman; sub sektor seni pertunjukan tari didampingi oleh Anti Yank, Jecko Siompo, Bambang Prihadi; sub sektor seni rupa didampingi oleh Heri Pemad, Elia Nurvista, Hendra Hehe; dan sub sektor penerbitan didampingi oleh Windy Ariestanty dan Dicky Senda.

Ivan Nestorman menyampaikan bahwa, produk kreatif musik yang di dampinginya berasal dari akar tradisi yang dikemas ulang.

“Kami punya tiga produk, Sompo, Flores Human Orchestra, dan Labuan Bajo World Band. Semua berasal dari tradisi apalagi Flores terkenal punya singing society seperti yang ditulis Jaap Kunst tahun 1940an, karya ini punya pesan. Karya Sompo itu artinya menandu, kita menandu pariwisata  premium di Labuan Bajo dengan gotong royong,” ujarnya.

Direktur Musik Seni Pertunjukan dan Penerbitan, Mohammad Amin dalam kegiatan Aksilarasi ini juga mengatakan bahwa, kegiatan ini sudah dimulai sejak bulan September 2020,dan pada tanggal 19 November akan di adakan uji publik.

“Pendampingan dilakukan dalam bentuk daring dan luring. Inkubasi dilakukan mulai tanggal 3 sampai 16 November untuk menghasilkan 16 produk unggulan yang akan terus disempurnakan pada masa lima tahun program pendampingan ini. Pada tanggal 19 November kita akan adakan uji publik secara daring agar karya-karya tersebut dapat dinikmati sekaligus kami mengundang penanggap karya untuk memberikan masukan konstruktif terhadap produk yang dihasilkan,” ujar Amin.

Lebih lanjut, kata Amin, pada tahun 2020 ini adalah tahun produksi yang merupakan keberlanjutan program AKSILARASI dari bulan September 2020.

“Tahun 2020 ini merupakan tahun produksi. Jika tahun ini belum sempurna maka masih ada tahun berikutnya,” kata Amin yang juga seorang etnomusikolog ini.

Sementara itu, Direktur Utama Badan Otorita Labuan Bajo Flores (BOP LBF) Shana Fatina, mengatakan sangat mendukung Kegiatan Aksilarasi yang di gelar tersebut. Dia berharap Komunitas kreatif di Labuan Bajo juga dapat berperan aktif dalam mencapai pertumbuhan kota Labuan Bajo serta mendukung terwujudnya produk pariwisata berkualitas di Labuan Bajo.

“Komunitas kreatif di Labuan Bajo akan berperan penting untuk pertumbuhan kota dan mendukung terwujudnya produk pariwisata berkualitas di Labuan Bajo dan Flores yang memiliki alam dan budaya berkualitas premium. Kedepan pemerintah hadir untuk menjaga ekosistem ini tumbuh,” ujar Shana Fatina.

Lebih lanjut ia menegaskan, berjejaring dan berkolaborasi itu penting bagi sebuah komunitas kreatif khususnya di Labuan Bajo Flores yang telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai destinasi pariwisata super priotitas.

“Keberagaman dan kebudayaan itu adalah esensi dari wisata premium. Kita akan mengemas para pelaku industri kreatif ini hingga lima tahun kedepan, kita akan damping sehingga menghasilkan produk kreatif baru, yang nantinya akan menjadi ikon identitas dari Labuan Bajo Flores,” tutupnya.

Laporan : Volta

Posting Terkait

Jangan Lewatkan