Tambolaka, SwaraNTT.Net – Memperingati Hari Guru Nasional, Pemerintah Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) melakukan monitoring bersama ke sejumlah sekolah dasar yang menjadi dampingan Program INOVASI di SBD, Senin (25/11) pagi.
Wakil Bupati SBD Marthen Christian Taka, Tim INOVASI serta sejumlah perwakilan dari beberapa instansi yang berada dalam lingkup Pemda SBD, seperti Bappeda dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, serta Komisi C – Bidang Pendidikan DPRD SBD, Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, serta LSM mitra INOVASI turut hadir dalam kesempatan ini.
Monitoring bersama ini bertujuan untuk memperkenalkan program penguatan guru kelas awal sekolah dasar dan dampak yang dirasakan oleh sekolah maupun yang dapat dilihat oleh pihak di luar sekolah, serta apa yang masih perlu ditingkatkan. Selain itu, kehadiran Pemda dan Komisi C DPRD diharapkan dapat meningkatkan sinergisme antar kedua lembaga dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan di SBD, khususnya pada jenjang pendidikan dasar.
Sasaran monitoring ini adalah bagaimana implementasi dan dampak Program Numerasi Kelas Awal di 6 SD yaitu SD Inpres Kadula, SD Inpres Ndapa Taka, SD Inpres Pogolede, SD Inpres Poma, SD Masehi Wee Rame, dan SD Negeri Mata Wee Karoro.
Peserta monitoring dibagi kedalam 3 kelompok di mana setiap kelompok mengunjungi masing-masing 2 sekolah. Masing-masing kelompok terdiri dari 5-6 orang yang mewakili instansi/lembaga yang hadir. Wabup Taka tergabung dalam kelompok yang mengunjungi SD Inpres Pogolede dan SD Inpres Poma.
Kegiatan berlangsung dari pagi hingga siang hari. Usai kunjungan, semua peserta monitoring berkumpul di Hotel Sinal Tambolaka untuk memaparkan hasil temuan selama kunjungan. Wabup Taka membuka diskusi dengan menekankan bahwa mendidik anak-anak bukanlah hal yang mudah sehingga membutuhkan kesabaran. “Proses ini (mendidik anak-anak) tidak sama dengan proses membangun lainnya. Dibutuhkan kesabaran dan seni dalam melakukannya sehingga semangat belajar itu muncul dari anak-anak itu sendiri,” katanya. Menurutnya, anak-anak sekarang ini berbeda dengan anak-anak pada zamannya sehingga untuk mendidiknya, perlu dilakukan inovasi.
Mewakili tim Komisi C – Bidang Pendidikan DPRD SBD, Alfonsus Yamba Kodi menyoroti kurangnya sarana prasarana penunjang proses belajar mengajar di sekolah yang ia kunjungi. Salah satu sekolah yang ia kunjungi, SD Inpres Kadula yang berlokasi tidak jauh dari kompleks perkantoran Pemda SBD, memang memiliki kondisi ruang kelas yang tidak memadai. Kelas 1 dan 2 digabung dalam satu ruangan dan hanya dipisahkan oleh sekat sederhana sehingga pembelajaran menjadi tidak efektif. “Sekolah-sekolah yang ada di sekitar kantor pemda harusnya menjadi sekolah contoh karena itu menjadi barometer kualitas pendidikan (dasar) di SBD,” kata Alfonsus.
Komentar