Herybertus Nabit memiliki basis suara di Satar Mese Raya, dan Cabub petahana saat itu memiliki basis suara di Cibal Raya.
Seperti yang sudah disampaikan pada bagian lain tulisan ini, seorang petarung sekelas Herybertus Nabit, tidak akan mundur sebelum menang di sebuah kontestasi politik Pilkada.
Setelah kalah tipis di Pilkada 2015, selanjutnya Herybertus Nabit bertarung lagi di Pilkada 2020. Ini adalah Pilkada head to head ke dua di Kabupaten Manggarai. Dan lawan dari Herybertus Nabit bersama pasangannya adalah incumbent/petahana yang masih solid, yaitu paket Deno-Madur jilid II.
Ternyata di Pilkada 2020 itu, Herybertus Nabit menemukan metode kerja politiknya, dan metode itu dibangun bersama kemauan arus bawah. Hasil Pilkada-nya sangat spektakuler.
Kembali ke topik pembahasan seturut judul tulisan yaitu soal basis politik. Untuk Pilkada 2015 dan 2020 yaitu Pilkada head to head, masih dengan Cabup yang sama, basis politik dari keduanya adalah riil.
Adapun hasilnya seperti data di bawah ini:
A. Pilkada 2015.
- Kecamatan Cibal.
Pasangan DM 9.591 suara atau 72,78%; HeAd 3.587 suara atau 27,22%. - Kecamatan Cibal Barat. Pasangan DM 4.887 suara (69,74%); sedangkan HeAd 2.120 suara (30,26%).
Sementara untuk pak Hery Nabit: - Kecamtan Satar Mese.
DM 5.544 suara (37,1%),
HeAd 9.401 suara (62,9%). - Kecamatan Satar Mese Barat (saat belum ada kec. Satar Mese Utara).
DM meraih suara 4.185 (27,57%) sedangkan HeAd 10.997 suara (72,43%).
B. Pilkada 2020.
Bagaiamanakah peroleh suara dua orang Cabup di basis masing-masing ?.
- Kecamatan Satarmese : Deno-Madur 5.202, Hery-Heri 12.990. Prosentase suara Hery-Heri 71,4%.
- Kecamatan Satarmese Utara :
Deno-Madur 2.034, Hery-Heri 6.106. Atau 75% untuk suara Hery-Heri. - Kecamatan Satarmese Barat : Deno-Madur 2.935, Hery-Heri 7.720. Atau 75, 3% untuk suara Hery-Heri.
Kita lihat data di dua kecamatan yang menjadi basis petahana saat itu.
- Kecamatan Cibal : Deno-Madur 8.827, Hery-Heri 6.109; atau 59, 1% utk suara DM.
- Kecamatan Cibal Barat : Deno-Madur 4.612, Hery-Heri 3.589; atau 56,2% utk kemenangan DM.
Dalam kamus elektronik, basis politik adalah dukungan inti kandidat yang akan selalu mendukung mereka untuk jabatan terpilih.
Jika dilihat dari prosentase dukungan terhadap Herybertus Nabit pada dua kali Pilkada, maka kecamatan Satar Mese Raya adalah basis politiknya. Prosentase perolehan suara seorang Herybertus Nabit di Satar Mese Raya pd dua Pilkada sangat layak dikatakan bhw dia memiliki basis politik yang kuat dan akan menjadi modal utk Pilkada 2024 ini.
Lalu bagaimana denga Pilkada 2024 tahun ini?
Sebagaimana kita ketahui bahwa Pilkada Manggarai tahun 2024 ini diikuti oleh tiga pasangan calon (Paslon).
Untuk menghadapi dua pasangan calon lainnya, tentu Herybertus Nabit dan Fabianus Abu tidak begitu repot seperti menghadapi petahana selama dua kali berturut-turut.
Walau satu sisi, berdasarkan pemberitaan media online maupun postingan media sosial, posisi Wabup Heribertus Ngabut yang menjadi Wabup Herybertus Nabit pada periode berjalan, berada di barisan Paslon No. Urut 1, paket Maksi-Ronal. Bahkan beberapa mantan bupati Manggarai berada di Paslon tersebut.
Bagi seorang petarung hebat sekelas Herybertus Nabit, tentu posisi mereka di Paslon tersebut, bukanlah hambatan untuk dirinya meraih kemenangan.
Dulu, Herybertus Nabit tidak sebagai siapa-siapa dan sekarang dia sebagai petahana. Herybertus Nabit pernah melawan petahana, hasilnya mulai dari kalah tipis di Pilkada tahun 2015, hingga akhirnya menang telak di Pilkada tahun 2020.
Pada Pilkada tahun 2024 ini, basis elektoral menjadi penentu kemenangan. Itulah yang harus dimiliki tiga Paslon, harus memiliki basis politik. Lalu dari tiga Paslon yang ada, Paslon mana yang memiliki basis yang kuat?
Perlu saya sampaikan bahwa dua Paslon lainnya yaitu Maksimus Ngkeros dan Ronal Susilo (Maron/Paslon No. 1), maupun Paslon Yohannes Halut dan Thomas Dohu (Paket YT/No.urut 3), belum bisa kita tahu apakah memiliki basis politik sama seperti Herybertus Nabit-bersama pasangannya Fabianus Abu?
Mengapa tidak bisa kita ketahui, karena belum ada satupun data dari hasil eleksi seperti Pilkada.
Cabup Yohanes Halut memang tiga kali menjabat anggota DPRD Provinsi NTT dari Dapil Manggarai Raya, tetapi data elektoralnya tidak cukup untuk dijadikan sebagai basis politik untuk menjadi ukuran pada Pilkada tingkat kabupaten Manggarai. Alasannya, karena daerah pemilihan untuk Pemilu Legislatif tingkat provinsi NTT, meliputi tiga kabupaten yaitu Manggarai Barat, Manggarai dan Manggarai Timur.
Sementara untuk Cabup atau Cawabup lainnya tidak pernah juga terlibat dalam kontestasi politik.
Beda halnya dengan Herybertus Nabit, tiga kali ikut kontestasi politik, data basis politiknya bisa kita ketahui seperti data di atas.
Yang perlu menjadi catatan penting, selain wilayah Satar Mese Raya, ada juga wilayah lain yg suaranya bisa disebut sebagai basis politik Herybertus Nabit, jika dilihat dari peroleh suara pada dua Pilkada sebelumnya.
Lalu bagaimana dengan kecamatan Langke Rembong di Pilkada Tahun 2024 ini?
Kalau membaca data hasil Pilkada Manggarai pada dua Pilkada sebelumnya yang head to head (dua Paslon saja), Herybertus Nabit selalu unggul.
Pada Pilkada tahun 2015, Herybertus Nabit bersama pasangannya meraih 15.987 suara atau 52,37%. Sementara petahana saat itu memperoleh 14.538 suara (47,63%).
Pada Pilkada 2020, Herybertus Nabit bersama pasangannya memperoleh 20.710 suara (59,3%), dan petahana 14.191 suara. Total suara sah 34.901.
Artinya, pada dua Pilkada sebelumnya, suara Herybertus Nabit sangat signifikan di Langke Rembong.
Pada Pilkada 2024 ini, dengan modal suara di atas 50% pada dua Pillkada sebelumnya, Herybertus Nabit bersama pasangannya yaitu Fabianus Abu, tetap unggul di kecamatan Langke Rembong.
Langgur Lalong Paro adalah seorang peminat masalah sosial dan politik, tinggal di Manggarai.
![]()
![]()
![]()
