Untuk pembenihan sambungnya, akan didampingi langsung oleh pihak Pemda Manggarai, Pemprov NTT dan offtaker. Karena hasil 40 hektar itu nantinya dapat digunakan sebagai benih pada lahan seluas 1,200 hektar, dengan rincian 670 hektar diperuntukan di Manggarai, sisanya tersebar di Manggarai Timur dan Manggarai Barat.
“Dari 670 hektar itulah diharapkan akan menjadi benih yang bisa dimanfaatkan untuk ditanam di Kabupaten –kabupaten lain di NTT maupun di luar Provinsi NTT,” sebut Bupati Hery Nabit.
Yang menjadi konsen saat ini, jelas Bupati Hery, adalah pengurusan sertifikasi benih yang menjadi prioritas dan itu nantinya tanggung jawab pemda Manggarai, Pemprov NTT serta melibatkan anggota DPR-RI Julie Laiskodat dan Offtaker.
Sementara, ketua Forum Komunikasi Doa Bangsa (FKDB) Erick Teguh Herwinda, mengatakan sejak Juli 2022, dirinya telah melakukan survey langsung lahan pertanian Kedelai di Desa Kajong.
Sebagai offtaker yang konsen pada komuditi Kedelai sebagai mendukung program nasional, Erick, mengaku telah menandatangi MoU dengan Kementerian Pertanian.
Erick, mengaku dirinya hadir langsung ditengah-tengah para petani Kedelai di Desa Kajong, dengan tujuan untuk menjamin pangsa pasar dan menjamin harga komuditi Kedelai kepada para petani.
“Saya hadir untuk jamin pasar dan jamin harga kepada para petani,” bebernya.
Ia juga menjelaskan, kualitas Kedelai di Kabupaten Manggarai sangat bagus kualitasnya, untuk itu sebagai offtaker dirinya membeli 23 ton kedelai dari Manggarai dan sebagai perdana untuk Provinsi NTT.
Kedelai di Desa Kajong, sangat layak untuk dikonsumsi dan di ekspor karena kualitasnya sangat bagus.
Harga komuditi Kedelai tersebut jelasnya, dibeli dengan harga Rp 9.000 per Kg dari petani. Totalnya 23 ton,” tutupnya. [Gusty S]
![]()
![]()
