Kehadiran Geothermal Lahendong Pertemukan Panas Bumi dan Nira menjadi Gula Aren

TOMOHON, SwaraNTT.net – Pasca beroperasinya pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Lahendong milik PT. Pertamina Geothermal Energy, yang berkapasitas 120 Megawatt (MW) ini mempertemukan Panas Bumi dan Nira menjadi Gula Aren.

Energi panas bumi (Geothermal) merupakan sumber energi lokal yang tidak dapat di ekspor dan sangat ideal untuk mengurangi peran bahan bakar fosil guna meningkatkan nilai tambah nasional dan merupakan sumber energi yang ideal untuk pengembangan daerah setempat. Selain itu, energi panas bumi adalah energi terbarukan yang tidak tergantung pada iklim dan cuaca, sehingga keandalan terhadap sumber energinya tinggi.

Lokasi pembuatan gula aren yang memanfaatkan sumber panas bumi, menjadi salah satu tempat kunjungan warga Poco Leok saat studi banding di PLTP Lahendong.

Menariknya, tempat pabrik gula semut atau gula aren ini berdampingan langsung dengan sumber panas bumi dan terbilang masuk dalam kategori besar, bahan bakar berasal dari pemanasan uap panas, ramah lingkungan karena tidak menggunakan kayu bakar atau bahan bakar fosil lainnya sehingga tidak merusak lingkungan.

Manager Operasi PGE Lahendong, Bayu Febriandana mengatakan sistem geothermal di Lahendong mampu menyuplai listrik sebesar 120 MW untuk wilayah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Gorontalo.

Selain menghasilkan energi listrik, ada pemanfaatan lain dari panas bumi Lahendong menuju ke sumber pabrik pembuatan gula aren dengan menggunakan brine (air panas) sisa operasi PLTP Lahendong pada wellpad 13 unit 1 dan 2.

Posting Terkait

Jangan Lewatkan