“Sinergitas ini penting agar layanan PAUD benar-benar mencerminkan kebutuhan anak secara utuh, bukan hanya dari sisi akademik, tetapi juga fisik, emosional, sosial, dan spiritual,” tambah Wens.
Meski telah mencatat kemajuan, Wens juga menyoroti beberapa tantangan yang masih dihadapi dalam penyelenggaraan PAUD di Manggarai.
Beberapa di antaranya adalah:
Akses layanan PAUD yang masih terbatas akibat jarak sekolah dan ketidaksesuaian jadwal dengan waktu kerja orang tua.
Partisipasi orang tua, khususnya ayah, yang masih rendah dalam kegiatan pengasuhan dan pendidikan anak.
Kualitas layanan yang perlu ditingkatkan, baik dari segi kompetensi guru maupun persepsi masyarakat terhadap lembaga PAUD.
Dukungan kebijakan, terutama keterbatasan alokasi anggaran pemerintah desa untuk pengembangan PAUD.
Melalui kegiatan Desain Project PAUD Model Berbasis Ekosistem, Dinas PPO dan Bunda PAUD Manggarai berharap dapat menghadirkan solusi kolaboratif yang mampu menjawab berbagai tantangan tersebut.
“Kita ingin membangun ekosistem pendidikan anak usia dini yang kuat dan inklusif, di mana semua pihak punya peran aktif dari pemerintah, tenaga pendidik, hingga keluarga,” ujar Wens menutup sambutannya.
Langkah Dinas PPO dan Bunda PAUD Manggarai ini sejalan dengan visi besar “Manggarai Emas 2045”, yang menempatkan pendidikan anak usia dini sebagai fondasi utama dalam menyiapkan generasi unggul, sehat, dan berdaya saing.
Dengan memperkuat kolaborasi lintas sektor dan membangun PAUD berbasis ekosistem, Kabupaten Manggarai optimistis mampu melahirkan generasi emas yang siap menyongsong masa depan.***
