Kunker ke SBD, Gubernur VBL Minta Masyarakat Kembangkan Tanaman Hortikultura

“Terima kasih juga untuk kolaborasi dari Bupati Sumba Barat Daya bersama jajarannya dan juga para petani sehingga hari ini juga kita bisa memanen cabai merah disini. Ini hasilnya sangat bagus dan saya meminta untuk terus ditingkatkan karena ini dapat membantu pengendalian inflasi. Kita butuh banyak sekali komoditi hortikultura seperti cabai merah ini namun stok dipasar kurang dan itu menyebabkan inflasi dengan adanya kenaikan harga,” ujar Gubernur Viktor.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT Lecky Frederich Koli, S.TP menjelaskan, pentingnya setiap desa mengembangkan budidaya tanaman hortikultura.

“Ini adalah Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) yang digagas agar kita bisa mengendalikan produksi pangan hortikultura untuk stabilitas harga. Jadi kita ingin setiap desa itu ada kluster holtikultura untuk seperti cabai, bawang ataupun tomat dan komoditi lainnya, seringkali menyebabkan inflasi. Ini komoditas yang perlu diatur. Terima kasih kepada Bank Indonesia yang sudah intervensi gerakan ini dengan baik,” ujar Lecky.

Dia juga mengapresiasi kinerja Pemerintah Sumba Barat Daya dengan Program TJPS yang memanfaatkan lahan yang mencapai luas 36.000 Ha.

“Kita juga harus mengubah perspektif dengan keyakinan bahwa Sumba Barat Daya sebagai penyumbang kemakmuran di NTT. Itu dibuktikan dengan musim tanam 2 kemarin itu ada lompatan hebat dari Kabupaten Sumba Barat Daya, yang berhasil menanam jagung dengan luas 36.000 Ha di musim panas. Terima kasih untuk Bupati dan jajaran Pemerintah Kabupaten Sumba Barat Daya, serta masyarakat yang sudah berkolaborasi mewujudkan hal tersebut,” ungkap Lecky.

“Hal seperti inilah yang kita harapkan untuk mendorong ekonomi daerah. Kita harus kerja yang lebih besar lagi sehingga ada hasil yang luar biasa. Maka itu juga Bupati Sumba Barat Daya juga sudah bertekad bersama masyarakat bahwa akan kembangkan lagi tanam jagung hingga 100.000 Ha. Dari 100.000 Ha itu juga ada intervensi pemerintah seluas 15.500 Ha,” tambahnya.

Kadis Lecky juga menjelaskan, pengembangan dan peningkatan produksi pangan akan sangat membantu dalam menghadapi ancaman krisis pangan lokal yang diprediksi melanda dunia tahun depan.

“Maka kita manfaatkan dengan baik seluruh lahan dan komoditi tanaman untuk bahan pangan dan sumber ekonomi serta peningkatan gizi. Kita fokus pada padi, jagung sorgum dan kelor,” ungkap Lecky.

Sementara itu Bupati Sumba Barat Daya dr. Kornelius Kodi Mete menjelaskan, untuk membangun daerah dan masyarakat menjadi sejahtera maka harus dengan kerja dan niat bersama.

“Kita butuh orang yang bekerja keras untuk bangun bersama daerah ini keluar dari kemiskinan. Di Sumba Barat Daya ini ada 11 Kecamatan, 173 Desa dan 2 kelurahan serta dan akan mekar lagi 77 Desa yang sudah mendapatkan penetapan kode registrasi untuk desa persiapan. Saya minta masyarakat untuk kelola lahan dan budaya kerja keras itu harus kita jalankan dengan baik, sehingga hasilnya dapat dinikmati banyak orang” tutup Bupati Kornelis.

Laporan : Robert Warang

News Feed