Langkah PT. PLN Mengembangkan Energi Panas Bumi Unit 5-6 Berkapasitas 40 MW di Poco Leok Disambut Baik

Manggarai, SwaraNTT.Net – Pemerintah pusat melalui PT. PLN (Persero), tengah menyiapkan rencana pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulumbu unit 5-6 berkapasitas 2×20 megawatt di wilayah Poco Leok, yang saat ini telah memasuki tahapan pembebasan lahan milik warga.

Sederet langkah PT. PLN ini untuk mengoptimalkan pasokan listrik di wilayah kepulauan Flores, dengan memanfaatkan potensi energi baru terbarukan (EBT) panas bumi sebagai sumber energi listrik di Poco Leok, Desa Lungar, kecamatan Satar Mese, kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Pembangnunan infrastruktur ini merupakan proyek strategis nasional yang memiliki peran penting dalam meningkatkan mutu keandalan listrik yang disajikan pihak PT. PLN kepada masyarakat diwilayah kabupaten Manggarai khususnya.

Pengembangan PLTP Ulumbu di Poco Leok pada unit 5-6 berkapasitas 2×20 megawatt tersebut disambut baik banyak pihak, mulai dari pemilik lahan, tokoh adat maupun sejumlah tokoh masyarakat di wilayah itu.

Dilansir melalui akun YouTube Emiliano Gracias, yang diunggah pada 14 April 2023, ‘Geothermal PLTP Ulumbu: Pendapat Para Tokoh Adat dan Tokoh Masyarakat’ yang menjelaskan berbagai latarbelakang mendukung rencana pengembangan PLTP di Poco Leok.

Narsisius Dual, putra sulung tua Gendang Rebak, dalam video wawancaranya menjelaskan rencana pemerintah mengembangkan PLTP Ulumbu di wilayah Poco Leok, pihaknya merespon baik dan mendukung.

Pengembangan PLTP Ulumbu di wilayah Poco Leok, sebut Narsisius, akan membawa kabar baik yang berdampak terhadap ekonomi masyarakat khususnya warga gendang Rebak dikemudian hari.

“Pasti lebih maju ketimbang seperti sekarang secara ekonomi masyarakat,” ucap Narsisius.

Narsisius meyakini, rencana pemerintah pusat melalui PT. PLN, mengembangkan energi panas bumi di wilayah tersebut, pihak PT PLN dapat mempekerjakan putra dan putri wilayah itu, namun sesuai dengan keahlian yang dibutuhkan oleh PLN.

Putra sulung tua gendang Rebak ini juga menyebutkan, sekitar 90% pemilik lahan rencana pengembangan PLTP Ulumbu di wilayah gendang Rebak sangat mendukung rencana pihak PLN “tidak keberatan dalam pengembangan ini”.

Dia juga menegaskan terkait dengan sejumlah pemilik lahan yang ikut menolak rencana pengembangan PLTP Ulumbu, pihaknya menyebutkan hal tersebut menjadi urusan pihak gendang Rebak untuk melakukan koordinasi dengan pihak yang menolak untuk mendukung rencana pemerintah mengembangkan PLTP.

“Kalau yang kemarin, yang keluar dimedia yang mewakilan gendang yang menyatakan menolak segelitir orang dan bukan mewakili gendang Rebak. Mereka mengaku, mereka bingung karena berhadapan dengan pater,” tutur Narsisius, atas pengakuan warga gendang Rebak yang ikut tolak pengembangan PLTP Ulumbu di Poco Leok.

Lebih lanjut, disebutkan Narsisius, warga yang menghadiri aksi tolak pembangunan Geothermal di wilayah Poco Leok, tidak mengatasnamakan atau mewakili warga dari gendang Rebak.

“Yang ikut menolak itu bukan pemilik lahan. Dan tidak benar kalau mengatasnamakan gendang Rebak, tapi itu perseorangan. Dan kalau mewakili gendang pasti ada pertemuan, karena total yang mencakup wilayah gendang Rebak kurang lebih jumlahnya 200 kepala keluarga. Kalau yang muncul lima atau enam KK itu tidak terakomodir mewakili gendang,” tegasnya lagi.

Warga lain, Kornelis Wajong, mengutip pernyataannya masih melalui unggahan akun YouTube Emiliano Gracias, menyebutkan sangat mendukung rencana pemerintah pusat melalui program strategis Nasional untuk melakukan rencana pengembangan PLTP Ulumbu di wilayah Poco Leok.