Mayoritas Masyarakat Adat Poco Leok Dukung PLTP Ulumbu Unit 5-6: Narasi Penolakan Dinilai Tidak Berdasar

Lebih lanjut, Vincent menyampaikan bahwa mulai hari ini masyarakat Poco Leok secara keseluruhan mendukung proyek ini.

“Jadi mulai hari ini, kami setuju, kami di Poco Leok tidak ada yang tidak. Jadi mereka yang selama ini cerita keluar, yang selama ini yang omong tidak, kami tidak tahu, karena kami tidak jalan sama. Sekarang kami serahkan ke KfW bagaimana baiknya, mana yang baik mana yang tidak. Jadi menurut kami yang baik, jangan mundur lagi program ini, sekarang kami minta supaya lebih cepat bawa terang,” tegasnya.

Data Pendekatan Sosial

Connusa, sebagai konsultan sosial proyek ini, mencatat bahwa pendekatan kepada masyarakat adat dilakukan secara intensif sejak Mei 2022 hingga November 2024. Dalam periode tersebut, telah dilakukan: 14 kali Tabe Gendang (dialog bersama masyarakat adat di rumah adat), 30 kali Sosialisasi dan 12 kali Free, Prior, and Informed Consent (FPIC), 5 upacara Penti, yang melibatkan PLN sebagai tamu undangan / ase kae.

“Seluruh kegiatan Penti dan Tabe Gendang menunjukkan dukungan masyarakat yang sangat besar terhadap proyek ini, dengan sebanyak 86,5 persen menyatakan mendukung proyek,” kata Dennis Goonting dari Connusa.

Nestor Castro dari MFC juga menegaskan bahwa proses dialog telah dilakukan secara transparan.

“Kami mendengarkan cerita dari berbagai pemangku kepentingan. Ada yang mendukung dan ada yang menentang. Namun, rekomendasi kami tetap pada melanjutkan proyek di lokasi yang masyarakatnya telah menyatakan dukungan penuh, dan menunda kegiatan di lokasi yang menyatakan menolak,” jelasnya.

Dalam rapat di lokasi yang berbeda pada tanggal 12 November 2024, KfW dan MFC menyetujui agar para pihak penolak bisa membuka diri untuk masuk dalam diskusi yang lebih bermakna bersama semua pihak melalui pendampingan pemerintah daerah, Ombudsman Republik Indonesia, dan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Dukungan Pemerintah Daerah

Pemerintah Kabupaten Manggarai menyatakan komitmennya untuk terus menjadi fasilitator dialog antara pihak-pihak yang terlibat.

Yosef Djelamu, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Kabupaten Manggarai, menegaskan pentingnya proyek ini bagi masyarakat lokal.

“Proyek PLTP Ulumbu ini bukan hanya untuk mendukung target transisi energi nasional, tetapi juga menjadi peluang besar bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat sekitar. Pemda terus berupaya agar dialog antara semua pihak berjalan harmonis,” ujarnya.

PLN Komitmen pada Kearifan Lokal

PLN memastikan seluruh proses pembangunan tetap menghormati adat istiadat masyarakat setempat.

“Selama ini, kami selalu melaksanakan proyek berdampingan dengan masyarakat adat dan istiadat. Seluruh tahapan pengadaan lahan juga melibatkan tua golo, tua adat, dan perangkat desa,”

Dukungan dari masyarakat adat, data transparan pendekatan sosial, dan komitmen pemerintah daerah menjadi landasan kuat bahwa proyek PLTP Ulumbu Unit 5-6 dapat berjalan demi mencapai keseimbangan antara keberlanjutan energi dan kesejahteraan masyarakat Poco Leok.

News Feed