Tak mudah bagi Slamet untuk mendapat dukungan Gerindera, sebab partai pemenang Pilpres itu hanya mendorong Yohanes Halut untuk maju Pilkada Manggarai berpasangan dengan Thomas Dohu.
Demikian PAN. Partai berlambang matahari putih ini bukan hanya diperebutkan Slamet, tetapi juga diperebutkan oleh kandidat lain, yakni Heribertus Ngabut, Herybertus Geradus Laju Nabit, Maksi Ngkeros, Thomas Dohu dan kandidat lain yang sudah berproses.
Slamet bisa saja mendapat dukungan Gerindera jika saja Yohan Halut legowo tak maju dan mendapat dukungan PAN jika partai gabungan koalisi indonesia maju itu tidak mengusung Heribertus Ngabut, Herybertus Geradus Laju Nabit, Maksi Ngkeros ataupun Tomas Dohu.
Apalagi isu yang beredar belakangan menyebut bahwa PAN akan memberi KTA kepada Karolus Mance, bakal calon wakil bupati yang telah dipinang Heribertus Ngabut. Namun kevalidan informasi tersebut belum ditanggapi secara terbuka oleh Ketua PAN Manggarai.
Akankah Viktor Slamet tak mendapat dukungan partai?. Jika ini benar-benar terjadi maka paket “Sehati” terancam gantung dan Golkar bisa saja batal mengusung ketua DPD II dan lebih memilih mengusung Heribertus Ngabut, Ketua Bappilu DPD II Golkar Manggarai.
Ketiga, Yohanes Halut dan Tomas Dohu. Pasangan ini benar-benar cocok dan sudah dalam posisi nyaman secara dukungan partai.
Meski belum menggelar deklarasi, pasangan ini sudah mendapat dukungan partai untuk ikut berlaga di Pilkada Manggarai. Yohanes Halut didukung Gerindera dan Thomas Dohu didukung Nasdem.
Koalisi Gerindera dan Nasdem ini rupanya mengikuti alur koalisi provinsi yang juga bakal mendukung paket Kamlasi-Garu pada Pilgub NTT mendatang.
Pasangan Yohan-Tomas rupanya sulit untuk dipisahkan lagi. Keduanya sama-sama memiliki ikatan partai yang kuat menuju Pilkada November mendatang.
Jika paket ini benar-benar jadi dan dideklarasi, maka keduanya lolos sampai bulan November.
Namun, siapa sangka dinamika politik sewaktu-waktu bisa saja berubah tergantung keputusan DPP pusat.
Keempat, Heribertus Ngabut dan Karolus Mance. Dua figur ini sudah resmi berpasangan sejak Minggu 21 Juli 2024 lalu. Uniknya pengumuman keduanya bersamaan dengan konfrensi pers pasangan Heribertus Geradus Laju Nabit dan Fabi Abu (86).
Heri Ngabut pun kemudian langsung meminang Karolus Mance. Proses pinangan ini berlangsung dalam sebuah acara adat di kampung asal Mance Kecamatan Cibal.
Setelah resmi berpasangan, figur bakal calon bupati dan wakil bupati ini pun diberi akronim paket “Tulus” (Heribertus Ngabut-Karolus Mance).
Para pendukung dan simpatisan pasangan ini sudah berani mengklaim partai meski belum ada keputusan DPP pusat.
Golkar, PAN dan Hanura merupakan koalisi yang kerap kali disebut-sebut oleh para pendukung paket “Tulus” ini.
Golkar boleh saja diklaim oleh para pendukung paket “Tulus”, sebab Heri Ngabut juga bagian dari rumah besar Golkar. Akan tetapi proses dan kedudukan Yoakim Jehati selaku Ketua DPD II sekaligus anak kandung Golkar masih menguatkannya untuk berhak maju dan diusung partai berlambang beringin itu.
Sementara PAN dan Hanura bukan hanya diperebutkan Heri Ngabut tetapi juga diperebutkan kandidat lain yang juga sedang berproses.
Jika saja Golkar dan PAN jadi berkoalisi maka paket “Tulus” tak perlu mengharapkan Hanura lagi. Sebab koalisi Golkar dan PAN sudah cukup mengantar keduanya sampai 27 November.
Apabila Golkar lebih memilih mengusung paket “Sehati” dan PAN mengusung Herybertus Geradus Laju Nabit atau Maksi Ngkeros, maka paket “Tulus” bakal terancam gantung.
Kelima, Heribertus Geradus Laju Nabit dan Fabi Abbu. Pasangan ini bisa dikatakan nyaman karena sudah punya kendaraan partai yang jelas untuk maju.
PDIP dan Perindo bakal berkoalisi untuk mengantar Hery dan Fabi menuju Pilkada 27 November.
Nabit sendiri telah mendapat rekomendasi tunggal dari PDIP, pemilik lima kursi di DPRD Manggarai dan Perindo, pemilik tiga kursi di DPRD Manggarai.
Jika PDIP dan Perindo jadi berkoalisi maka sudah cukup bagi pasangan ini untuk melangkah jauh. Koalisi PDIP dan Perindo akan membentuk 8 kursi.
Apalagi jika PKB dan PAN jadi masuk dalam koalisi Hery-Fabi maka pasangan ini didukung 15 kursi di DPRD Manggarai, hasil perpaduan koalisi PDIP, Perindo, PKB dan PAN.
Dilihat dari arah dukungan partai, pasangan ini jauh dari kata gantung, sekalipun PKB dan PAN tidak masuk dalam koalisi atau tidak mengusung Hery-Fabi.
Apabila PKB dan PAN masih diperebut oleh kandidat lain, maka Heri-Fabi bisa saja melanggeng bersama PDIP dan Perindo tanpa harus capeh-capeh mengejar PKB dan PAN.