Ruteng, Swarantt.Net – Sejak termekarkan menjadi 3 kabupaten, perekonomian Manggarai Raya mengalami perkembangan yang signifikan.
Ekonomi Manggarai sebagai kabupaten Induk kini semakin terlihat matang bertumpuh diatas sektor jasa dan keuangan.
Kabupaten Manggarai Barat yang memiliki Komodo sebagai salah satu the new seven wonders kini menyandarkan pertumbuhan ekonominya diatas sektor pariwisata
Topografi Manggarai Timur, disisi lain yang cocok dengan tanaman keras seperti kopi, cengkih, vanili, kemiri, dan sebagainya; semakin menambah potret positif perkembangan itu.
Namun geliat perkembangan itu sayangnnya belum terintegrasi menuju sebuah perekonomian kawasan yang bisa saling mengisi dari kelebihan terhadap kekuarangan satu sama lain.
Itulah kondisi ekonomi yang setidaknya selayang pandang bisa dilihat pada kawasan ini, kendati sangat makro (macro economics) dengan sepenuhnya titik pandang dari atas (balcony view).
Dan karena itu, mengabaikan geliat yang sedang berlangsung dalam kehidupan masyarakat bawah, terutama masyarakat desa yang memiliki potensi-potensinya sendiri (micro economics).
Semua itu hanya untuk mengatakan bahwa ekonomi sering menjadi sektor penting dalam kehidupan bernegara. Banyak Daerah berkomitmen untuk mulai pembangunannya dari ekonomi.
Bukan cuma pemerintahnya, tetapi kita (masyarakat) juga dituntut untuk berpikir kesana. Sebab hakikatnya manusia tidak terlepas dari itu, homo economicus.
Kenyataannya, sektor ekonomi berkembang dengan banyak cara. Ilmuwan bahkan terkadang kehabisan dalil untuk menjelaskan fenomena ekonomi tertentu, saking cepatnya ia berkembang. Namun itu bukan berarti kematian akan pengetahuan, tetapi memberikan alarm bahwa “sudah saatnya bertransformasi”.
Transformasi menjadi alasan yang harus terkonfirmasi ketika kehidupan ekonomi terkendala, baik ketika memilih untuk sekedar bertahan dengan cara lama, atau memperluas pengaruh. Tetapi siapa garda terdepan transformasi itu? Transformasi memuat sejumlah perintah: Renew, Reframe, Revitaliz, dan restructure (Gouilert and Kelly 1995). Keseluruhan prosesnya dapat ditempuh dengan ilmu managemen sederhana: evaluasi, rekomendasi, rencana tindak lanjut.
Proses ini mungkin sudah mendarah daging dalam dilakukan. Namun, yang mungkin belum dilakukan adalah mengagendakannya secara bersama.Selain itu, sedikit luput dari perbincangan isu lokal adalah konsekuensi logis dari pembagian wilayah administrasi pemerintahan Manggarai Raya ke dalam 3 wilayah.
Konon dirasakan bahwa masing- masing Kabupaten ini memiliki ciri khas ekonomi yang belum diintegrasikan. Minimal, wacananya belum mengemuka dan populer.
Sebagai bagian dari pergumulan persamalahan ekonomi diatas, Change Operator (CO) dan Lembaga Pemberdaya Pengusaha Muda Manggarai Raya (LP2MR) sebagai lembaga yang masing- masing konsen dalam isu ekonomi desa dan pemberdayaan ekonomi lokal, dalam pengalamannya menemukan adanya kesamaan permasalahan di sisi makro: Sinergi, Konsep Bersama, Saling Mendukung, dan Ekonomi sebagai isu bersama.
Komentar