Momen Kebersamaan Bupati Hery Nabit Bersama Bocah Penderita Sindrom Guillain Barre di Wongka

Ibu Monika, mengisahkan putranya Yudi, sejak lahir dalam kondisi normal, masuk usia 2 tahun, Yudi sering mengalami sakit demam serta perut kembung. Karena sering mengalami sakit, kedua orang tua Yudi, merawat putranya di RSUD Ruteng.

Selama 4 hari dirawat di RSUD Ruteng, Yudi pun tidak mengalami perubahan, rasa cemas juga was-was menyelimuti kedua orang tua Yudi, karena kondisi tubuh putranya semakin menurun. Pada hari ke-4 di RSUD Ruteng, kedua kaki Yudi, tak bisa bergerak,

“Yudi dirawat selama 4 hari di Rumah Saki Rutengt, tiba-tiba kedua kakinya tidak bisa bergerak. Lalu dokter menyarankan agar anak kami (Yudi) dirujuk ke rumah sakit Sanglah Bali,” ujar ibu Monika.

Yudi, lanjut ibu Monika, sempat dirujuk ke Rumah Sakit Sanglah Bali, atas saran dokter di RSUD Ruteng, “selama tiga minggu Yudi di Rumah Sakit Sanglah Bali, karena tidak ada tanda-tanda perubahan maka kami putuskan untuk pulang ke Manggarai. Dan tetap kami cari pengobatan tradisonal untuk Yudi”.

Setelah memutus untuk pulang lalu merawat Yudi melalui pengobatan tradisonal, kedua orang tua Yudi tetap optimis putranya dapat pulih kembali, namun harapan ini pupus, Yudi tak seberuntung anak lain di kampung halamannya di desa Wongka.

Walaupun dalam keterbatasan Yudi, kedua orang tuanya bangga, karena putranya memiliki tekad serta niat untuk sekolah. “Anak kami Yudi sudah kelas 4 SD, walaupun dengan cara menggendong menuju sekolahnya tetapi kami selalu mendukungnya,” ucap ibu Monika.

“Kehadiran Bupati Manggarai, serta bertemu langsung dengan Yudi, membuat saya senang dan bangga. Apalagi pa Bupati Hery Nabit, membawa kado istimewa buat anak Yudi. Anak Yudi sudah lama ingin punya Piano. Dan saat ini terkabulkan keinginan Yudi,” ungkap Ibu Monika.

Kepada Bupati Hery Nabit, Ibu Monika menyampaikan ucapan rasa terimakasihnya atas kunjungan  bupati Manggarai, walaupun disela-sela kesibukannya tetap menyempatkan diri untuk bertemu langsung dengan Yudi.