Pembangunan Proyek Geothermal Mataloko, Warga Sebut Kampung Terisolir Mulai Menikmati Akses Jalan Mulus Hingga Perekonomian Semakin Membaik

Sebelumnya kata dia, ketika bepergian harus melewati jalan tanah berlumbur karena hanya satu akses jalan ketika menjual hasil pertanian.

Ia menceritakan, sebelum PT. PLN membangun ruas jalan aspal dari jalur utama menuju dusun Poma Mana, desa Wogo, sejumlah warga harus menghadapi kesulitan besar akibat kondisi jalan yang sangat sulit dilintasi ketika menjual hasil pertanian.

“Hasil pertanian kami selama ini, kalau mau jual harus pake pikul sepanjang 1 kilo meter lebih,” ungkapnya.

Yang lebih susah sebutnya, ketika mau bangun rumah. Warga harus memikul bahan-bahan bangunannya.

“Dulu warga disini kalau mau bangun rumah, semua material harus pakai pikul karena tidak ada akses jalan baik seperti saat ini. Semuanya serba susah,” ujarnya.

Apalagi Setiap kali diguyur hujan, jalan tanah yang menjadi akses utama menuju desa ini berubah menjadi berlumpur sehingga menyulitkan warga dalam melaksanakan aktivitasnya.

“Sebelumnya warga kami disini harus jalan kaki kalau pergi ke kota, karena jalan belum diaspal. Sekarang sudah aspal kalau mau jalan pada musim hujan seperti saat ini atau jalan malam hari, kami sudah tidak pikir lagi dan sekarang sudah aman,” tambahnya.

Terkait dengan rencana pemerintah pusat melalui PT. PLN untuk membangun energi Geothermal di Mataloko, Stefanus menegaskan sangat mendukung langkah pemerintah.

“Terus terang secara pribadi saya sangat mendukung pembangunan sumber listrik di Mataloko ini. Dan tidak ada masalah sepanjang itu untuk kepentingan umum dan berdampak langsung untuk masyarakatnya,” tutupnya.

News Feed