Manggarai, SwaraNTT.Net – Atas nama Pemerintah Daerah Kabupaten Manggarai, saya menyampaikan turut berduka dan prihatin atas musibah yang menimpa kedua bocah, anak Eka dan anak Rara.
Demikian disampaikan Sekda Manggarai Jahang Fansi Aldus, saat memberikan keterangan Pers, didampingi Kasubag UP Dinkes Manggarai, Yohanes Kemismar dan Kepala Puskesmas Bea Mese, Edarsian Jaya Sau, di ruang kerjanya, pada Rabu siang, 29/3/2023.
Sekda Fansi, menjelaskan peristiwa naas itu diketahui berdasarkan informasi dari Inggil dan Agung, teman korban saat berada di Sungai Wae Kebong. Peristiwa itu disaksikan oleh kawanan bocah yang tak sempat ikuti korban saat berenang, pada Sabtu 25/3/2023.
Sekitar pukul 11.45 Wita, Inggil dan Agung, menemui orang tua korban yang sedang mengetam padi di persawahan yang jaraknya tak jauh dari sungai Wae Kebong.
Atas laporan kedua bocah tersebut, orang tua korban langsung bergegas menuju lokasi sungai Wae Kebong.
“Di lokasi kejadian orang tua korban menemukan kedua anak tersebut sudah dalam keadaan terapung, kedua korban ini langsung di bawah oleh orang tuanya ke rumah mereka masing-masing di Dusun Pinggang, Desa Pinggang, Kecamatan Cibal, Kabupaten Manggarai,” jelas Sekda Manggarai Jahang Fansi Aldus, kepada awak media.
Sebelum korban diantarkan ke Pustu Pinggang pada pukul, 13.30 Wita, kedua bocah tersebut sempat dikasih air berkat oleh pihak keluarganya.
Lebih lanjut, jelas Sekda Fansi, masih di hari Sabtu 25/3/2023, sekitar pukul 13.39 Wita, keluarga korban menelepon salah satu petugas kesehatan di Pustu Pinggang, “karena salah satu petugas yang tinggal atau yang menetap di Pustu Pinggang mengikuti kegiatan Rekoleksi Stunting di Paroki Santu Antonius Padua Ri’I Bea Mese.
Setelah dihubungi keluarga korban, selang beberapa waktu kemudian, petugas Pustu tersebut langsung bergegas menuju Pustu Pinggang.
“Setelah salah satu petugas sampai di Pustu Pinggang, kemudian melakukan pertolongan pertama kepada salah satu korban atas nama Eka, sedangkan salah satu korban atas nama Rara, telah di bawah kembali oleh kelurganya ke Rumah korban di dusun Pinggang dengan alasan bahwa korban telah meninggal dunia,” terang Sekda Fansi.
Setelah melihat kondisi korban (Eka), kemudian petugas pustu tersebut, langsung melakukan konsultasi kepada dokter Endang yang bertugas di Puskesmas Bea Mese, terkait penangan lebih lanjut terhadap korban.
“Atas saran dokter kepada petugas Pustu Pinggang saat itu, agar korban segera dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital. Dari hasil pemeriksaan, tanda-tanda vital dimaksud oleh petugas pustu tidak teraba tanda-tanda vital seperti denyutan Nadi dan pernapasan,” jelas Sekda Fansi, berdasarkan keterangan Nakes yang menangani korban saat itu.
Berdasarkan pemeriksaan tanda-tanda vital ini, jelas Sekda Fansi, petugas pustu Pinggang langsung melakukan rujukan terhadap korban ke Puskesmas Pagal dalam rangka memastikan kondisi korban, “apakah telah meninggal dunia atau masih hidup”.
Saat rujuk ke Puskesmas Pagal, korban diantar menggunakan kendaraan roda empat milik warga, serta dikawal oleh 4 orang tenaga kesehatan dari Pustu Pinggang.