“Kami menyadari bahwa akses energi tidak hanya soal ketersediaan listrik, tetapi juga menyangkut harkat, martabat, dan masa depan masyarakat. Energi yang adil berarti tidak ada satu pun warga negara yang tertinggal. Dalam semangat inilah Patriot Energi dilahirkan, dan terus diperkuat hingga angkatan keempat hari ini. Patriot Energi hadir sebagai jembatan untuk mewujudkan keadilan energi di seluruh pelosok negeri,” papar Eniya.
Lebih dari sekadar tenaga teknis, para patriot energi juga akan bertugas mengedukasi masyarakat, memetakan potensi energi lokal, serta membentuk organisasi pengelola energi yang mandiri dan tangguh. Peran mereka juga diharapkan dapat menjawab tantangan sosial dalam pengembangan EBT, khususnya di wilayah yang masih menghadapi penolakan seperti proyek panas bumi.
Eniya berharap, melalui semangat gotong royong dan pemberdayaan masyarakat, para Patriot Energi mampu mendorong kedaulatan energi nasional dan mengubah cara pandang bahwa pembangunan energi bukan hanya soal infrastruktur, melainkan juga bagian dari transformasi sosial untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Patriot Energi bukan sekadar program penempatan, tetapi sebuah gerakan pengabdian. Jadilah pelopor yang tidak hanya menyulut cahaya lampu, tetapi juga menyulut semangat belajar, semangat berdaya, dan semangat bangkit di tengah masyarakat,” tutup Eniya.