Sebagai orang Katolik, lanjut RD Gabi — demikian ia disapa – merawat air sama dengan merawat kehidupan dan martabat manusia. Karena itu Umat Katolik diajak untuk menjaga, merawat dan melestarikan mata air untuk kelangsungan kehidupan bersama.
Sementara itu Direktur Perumda Air Minum Tirta Komodo Marselus Sudirman, SH mengatakan, sumber air Wae Pong saat melayani kurang lebih 40.000 jiwa di Kota Ruteng dan sekitarnya. Apabila kerusakan hutan terjadi di mata air ini kata Direktur Marsel maka, 40.000 jiwa yang terlayani akan kekurangan air.
“Kalau sumber air ini tidak terawat, puluhan ribu jiwa akan kesusahan air,” ujarnya.
Karena itu ia mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk berpikir mulai dari hulu baru ke hilir, dari hutan dan sumber air baru menuju masalah teknis pelayanan seperti air macet, air kurang lancar dan air keruh. Daerah hulu seperti hutan dan mata air menjadi skala prioritas untuk dijaga dan dilestarikan secara bersama.
“Kegiatan seperti ini sesuai dengan semangat Perumda Air Minum Tirta Komodo yakni “mewariskan mata air, buka air mata,” ini menjadi program unggulan Perusahaan, ” kata Direktur Marsel.
Perumda Air Minum Tirta Komodo sebgai BUMD yang tugas utamanya di bidang pelayanan air, minum terus berkomitmen mendorong semua pihak untuk melestarikan hutan dan air, agar pelayanan air minum bersih sekarang dan di masa depan dapat berkelanjutan.