Saat itu, jelas Kades Laurensius, Alm. Bupati Lega mendatangi rumah warga di Desa Wewo untuk memberitahu bahwa Ulumbu suatu saat nantinya bakal menjadi sumber listrik.
“Ruis de pande ciri listrik ulumbu ho awo ge, landing toe bae, nia lokasi cepisa (dalam waktu dekat, ulumbu bakal dijadikan tempat pembangkit listrik, namun tidak tahu lokasi nantinya dimana),” Kata Kades Laurensius menirukan perkataan Alm. Bupati Frans Sales Lega, saat itu.
Saat itu, kata Kades Laurensius, Alm. Bupati Lega, menemui masyarakat Wewo, mengatakan tidak ada yang mulus saat pertama kali proyek ini masuk di Desa Wewo. Sebab menurut dia, butuh waktu yang lama serta tantangan hebat, hingga sampai pada pembangunan PLTP Ulumbu, itu jadi.
Pendekatan yang dilakukan Alm. Bupati Frans Sales Lega kepada warga sangat bagus, karena semua warga dimintai pendapat apakah setuju atau tidak jika Ulumbu dimanfaatkan dikemudian hari.
“Bupati Lega dulu bertanya kepada warga Gendang Lale dan Wewo, setuju tidak kalau Ulumbu di bor nantinya? dan saat itu semua sepakat karena warga menilai ini untuk kebaikan bersama dengan harapan agar desa Wewo dan sekitarnya, bahkan Manggarai seluruhnya mendapatkan aliran listrik,” Jelas Laurensius.
Baca Juga: Manfaatkan Potensi Energi Geothermal Poco Leok, Strategi Pemerintah Wujudkan Energi Murah
Karena pada saa itu semua bersepakat, maka dia, Alm. Bupati Frans Sales Lega pun meminta kepada warga agar tetap beraktifitas seperti biasa.
“Kami saat itu, diminta untuk beraktifitas seperti biasa. Bupati Lega tetap meminta kepada warga untuk tetap menanam sayur, ubi-ubian, jagung, berkebun, dan lain sebagainya,” Katanya.
Sejak proyek itu dimulai seperti pemboran, pembangunan, hingga mulai beroperasi sampai dengan saat ini, warga Desa Wewo masih beraktifitas seperti biasa.
“Saat ini kami masih beraktifitas seperti biasa kami menanam cengkeh, durian, mengerjakan sawah, jagung, beternak dan semuanya baik-baik saja. Tidak ada pengaruhnya sama sekali dengan kehadiran PLTP Ulumbu. Bahkan, tanah kami subur hingga saat ini,” ungkap Kades Laurensius.
Kades Laurensius juga menjelaskan, isu terkait dengan pencemaran terhadap lingkungan seperti air minum di wilayah Desa Wewo itu tidak benar. Hingga saat ini, kata dia, tingkat pencemaran terhadap air minum sekitar PLTP Ulumbu masih 0%.
“Air minum yang dikonsumsi warga aman-aman saja, tidak ada pengaruhnya. Bahkan, salah satu sumber air digunakan sebagai pendingin mesin PLTP Ulumbu,” sebutnya.
Sejak beroperasinya PLTP Ulumbu pada tahun 2011, pihak PLN terlibat aktif dalam setiap pembangunan di Desa Wewo.
Baca Juga: Ini Poin Hasil Kesepakatan Pembangunan PLTP Ulumbu
Ia juga menyebutkan, pada tahun 2016 dan tahun 2019, PLTP Ulumbu terlibat dalam pembangunan Rumah Gendang (Rumah Adat). Untuk Gendang Wewo dan Gendang Lale, PLTP Ulumbu menyerahkan bantuan masing-masing uang tunai senilai Rp. 250 juta.
Selain itu, PLTP Ulumbu juga terlibat dalam pemberdayaan bagi anak-anak muda yang baru memulai usahanya, bahkan yang sudah memiliki usaha di Desa Wewo.
“Mulai dari pemberian modal untuk anak muda yang membuka bengkel, anak muda yang membuka usaha Sablon baju, dan masih banyak lagi,” sebut Kades Laurensius.
Selain pemberdayaan dan bantuan untuk pembangunan Rumah Gendang, pihak PLTP Ulumbu juga terlibat aktif dalam pelestarian alam.
Kades Laurensius mengatakan, baru-baru ini pihak PLTP Ulumbu memberikan bantuan senilai Rp25 juta rupiah untuk penghijauan dan pertanian di Desa Wewo.
“Pihak PLN memberikan bantuan untuk pelestarian alam berupa penghijauan dan pertanian. Dana bantuan mereka serahkan ke Pemerintah Desa,” ungkapnya.
Selain itu, untuk rumah warga yang berdekatan langsung dengan lokasi pembangkit listrik, di dusun Damu dan Dusun Tantong, pihak PLTP Ulumbu juga telah menyerahkan bantuan kepada 8 unit rumah, setiap rumah mendapatkan 40 lembar seng.
“Di dusun Damu dan Tantong, mereka memberikan bantuan sing bagi 8 rumah dengan masing-masing warga mendapatkan 40 lembar seng,” jelas Kades Laurensius.
Terpisah Kepala SDN Damu, Sirilus Bangkar, ditemui media ini, menjelaskan bahwa lokasi sekolah SDN Damu, berjarak kurang lebih 400an meter dari PLTP Ulumbu.
Sirilus mengaku, karena jarak lokasi sekolah tak jauh dari pusat pembangkit listrik serta kawah Ulumbu, yang mengakibatkan seng atap bangunan sekolah cepat rusak.
“Ya, memang dari dulu juga begitu, bukan karena pembangki listrik sebenarnya, karena kadar belerangnya tinggi serta lokasi sekolah juga jaraknya tidak jauh,” jelas Kepsek SDN Damu itu.
Ia juga menjelaskan, sebelum pembersihan sumur bor milik PLTP Ulumbu, pihak manajemen PLN juga mengundang warga sekitar pembangkit untuk mengikuti sosialisasi.
Pada saat pembersihan sumur bor sekitar tahun 2021, jelas Kepsek Sirilus, pihak PLN berkoordinasi langsung dengan pihak sekolah serta memberikan masker, memasang alat detektor H2S di sekolah, memasang alat arah angin (wind vane) serta memasang alat untuk mengukur kecepatan angin (anemometer).
“Alat yang dipasang ini kalau bunyi berarti anak-anak sekolah harus bisa menyelamatkan diri melalui jalur evakuasi, tetapi saat itu aman-aman saja,” jelasnya.
Pada tahun 2019 sebutnya, pihak PLN Ulumbu, pernah menyerahkan Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial perusahaan kepada SDN Damu. Selain tahun 2019, pada tahun 2022 pihak PLN juga menyerahkan bantuan berupa uang tunai sebesar Rp30 juta (Bangun MCK Sekolah), alat bantu pembelajaran berupa laptop 4 unit, serta LCD.
Saat melakukan kunjungan kerja di PLTP Ulumbu, Kamis 2/2/2023, Vice President Energi Panas Bumi PLN, Hendra Yu Tonsa Tondang, menjelaskan Keunggulan dari panas bumi adalah terbarukan, bersumber dari alam yang dapat diperbarui secara alami, berkelanjutan, dapat menghasilkan energi berkelanjutan (long life time) , penggunaan langsung atau dapat digunakan secara langsung untuk proses-proses pengolahan, pertanian, ataupun industri-industri lain yang membutuhkan energi panas.
Menurut Hendra, panas bumi juga sangat ramah lingkungan karena tidak menghasilkan limbah buangan ke masyarakat dengan adanya reinjeksi air hasil sisa pemanfaatan energi panas bumi, kembali ke bawah permukaan. Emisi gas dari panasbumi juga sangat rendah sekali bila dibandingkan dengan pembangkit listrik lainnya.
Dukungan ini menjadi penting, mengingat langkah serius PLN memanfaatkan energi baru terbarukan di kawasan Poco Leok sebagai langkah transisi energi di Indonesia merupakan perwujudan komitmen PLN untuk mencapai target net zero emission (NZE) pada 2060 dan penurunan emisi gas rumah kaca (GRK).
Ia menambahkan jika Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulumbu (eksisting) telah memberikan daya listrik terpasang sebesar 4 x 2,5 MW (10 MW) yang berlokasi di Desa Wewo, Kecamatan Satarmese, Kabupaten Manggarai, memasok energi listrik melalui sistem kelistrikan Flores untuk memenuhi kebutuhan beban di Kabupaten Manggarai dan sebagiannya untuk Manggarai Timur dan Manggarai Barat.
![]()
![]()
