“Kita semua tahu siapa yang kerja proyek itu. Yang turun dan urus lapangan itu Jefrianus. Dia itu iparnya Wilibrodus, PPK waktu itu. Semua orang di kantor tahu,” sambungnya.
Sumber tersebut menambahkan bahwa pola penawaran yang sangat mepet dengan pagu sudah sering menjadi indikator pengaturan tender.
“Kalau penawarannya hanya beda Rp20 juta dari pagu, itu tanda tanya besar. Biasanya kalau tender benar-benar terbuka, selisihnya kompetitif. Ini justru terlihat seperti sudah disiapkan untuk satu pihak,” katanya.
Ia juga menyinggung dugaan peran PPK dalam mengarahkan proses tender agar jatuh ke pihak tertentu.
“PPK itu kan punya pengaruh dalam penyusunan perencanaan teknis dan dokumen. Kalau keluarganya sendiri yang menang, apa itu tidak benturan kepentingan? Ini jelas-jelas berpotensi KKN,” tegas sumber yang enggan namanya dimediakan itu.
Sumber itu mendesak aparat penegak hukum tidak tinggal diam. Ia menilai persoalan ini tidak bisa dibiarkan mengendap begitu saja karena menyangkut penggunaan anggaran negara yang nilainya besar dan berpotensi menimbulkan kerugian publik bila dikelola secara tidak transparan.
Menurutnya, indikasi kedekatan keluarga dalam proses pengadaan bukan sekadar isu kecil, tetapi mengarah pada dugaan pelanggaran aturan yang seharusnya menjadi rambu bagi pejabat negara. Ia menegaskan bahwa hanya melalui penyelidikan aparat, kebenaran proses tender dapat terungkap secara objektif.
“Saya minta Polres Matim, Kejari Manggarai, sampai Kejati NTT turun tangan. Ini uang negara. Jangan dibiarkan seperti ini. Kalau benar ada nepotisme, harus diproses,” tegasnya.
Publik makin khawatir kasus ini memperlihatkan pelanggaran serius terhadap Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari KKN, yang melarang pejabat memanfaatkan jabatan untuk memperkaya diri atau keluarga.
Selain itu, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara juga menegaskan pentingnya netralitas ASN dan larangan keterlibatan dalam keputusan yang berbenturan dengan kepentingan pribadi.
Informasi lain menyebutkan, pelaksana lapangan proyek ini, Jefrianus, adalah ipar kandung dari eks PPK Wilibrodus Ade Putra, memperkuat dugaan praktik nepotisme dalam proyek besar tersebut.
Sementara hingga berita ini diturunkan, upaya konfirmasi kepada Wilibrodus Ade Putra belum membuahkan hasil. Pesan WhatsApp yang dikirim Obor Timur hanya menunjukkan centang satu. Sumber internal menduga mantan PPK itu telah memblokir nomor wartawan.***
![]()
![]()
![]()
