Manggarai, SwaraNtt.Net – Puluhan Guru PNS dan Guru Komite SMKN Wae Ri,i Ruteng Flores – NTT, menggelar aksi demonstrasi memprotes kebijakan Kepala Sekolah SMKN Wae Ri,i Ruteng Yustina Maria D. Romas yang menurut mereka tidak manusiawi.
Pantauan SwaraNtt.Net di lokasi, demonstrasi dilakukan di halaman SMKN Wae Ri,i Senin (13/07/2020) sekitar pukul 10 Wita.
Koordinator aksi Fransiskus Jehoda dalam orasinya serta dalam release yang diterima media ini mengatakan, kebijakan yang dikeluarkan oleh Kepala Sekolah SMKN Wae Ri,i Yustina Maria D. Romas sangat tidak manusiawi.
Diantaranya :
Pertama, penggajian guru dan pegawai komite pada masa Covid-19 tidak berprikemanusiaan. Pada bulan April dan Mei 2020 ada 2 orang guru komite yang sama sekali tidak diberikan gaji. Guru-guru komite lainnya mendapatkan Rp 150.000, Rp 210.000, Rp 225.000, Rp 320.000, Rp 370.000, dan Rp 400.000. Dengan gaji seperti ini mereka merasa diperlakukan tidak adil serta tidak berprikemanusiaan.
Kedua, 2 guru perempuan mengalami tekanan psikologis karena mendapatkan intimidasi dan diancam akan dikeluarkan dari sekolah. Merasa tidak nyaman akhirnya kedua Guru ini mengundurkan diri.
Ketiga, saat guru mendapatkan ketidakadilan,Kepala Sekolah malah mengalokasikan anggaran sebesar Rp.80- an juta untuk membangun sumur BOR, yang diambil dari dana BOS tahun 2020. Sementara pada tahun 2019 lalu sudah dibangun instalasi Air PDAM dengan 3 meteran. Pembangunan sumur Bor inipun tanpa pertimbangan Dewan Guru.
Para demonstran menilai kebijakan yang diambil sangat janggal. Pasalnya pada sisi lain Kepala Sekolah menuntut semua Guru untuk melakukan pembelajaran Daring kepada Siswa, sementara sekolah tidak mengalokasikan anggaran untuk pembelian pulsa. Malah digunakan untuk merenovasi sekolah dan bangun sumur Bor.
Keempat, Bisnis Pakaian Seragam. Masa aksi menduga Kepala Sekolah melakukan tindakan yang bertentangan dengan Permendikbud nomor 45 tahun 2014 tentang pakaian seragam. Mereka mengakui pada tahun pelajaran 2020/2021 siswa baru harus membayar Rp. 1 juta, sebagai syarat utama untuk masuk ke SMKN Wae Ri,i.
Soal pakaian seragam ini kata mereka setiap tahunnya pasti bermasalah. Karena hingga saat ini masih ada sejumlah siswa kelas XI dan XII belum mendapatkan seragam Pramuka dan sepatu.
Kelima, Bisnis Barang Bekas. Sejumlah guru tersebut juga mempertanyakan kebijakan kepala sekolah yang membeli 1 unit mesin fotocopy pada tahun 2018, dan saat ini sudah tidak bisa digunakan lagi karena rusak, dan pembelian satu unit pompa bensin mini tahun 2019 yang kondisinya juga sudah rusak.