Refleksi Peringatan 75 Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia

Namun yang lebih penting lagi  merefleksi diri,  agar kita merasakan betapa sulitnya merebut kemerdekaan dari penjajah dan memberikan terbaik untuk bangsa ini sesuai harapan dan  cita-cita para perintis kemerdekaan yang rela menghibahkan hidupnya untuk memperjuangkan, agar bangsa ini merdeka dan Republik ini berdiri.

Dibalik makna Indonesia merdeka selama 75 tahun ini, kita harus lebih banyak merenung dan memikirkan kembali berbagai persoalan bangsa dan bagaimana kita akan membawa Indonesia ini kedepan. Sebagai pemuda yang berperan sebagai agent of change dan iron stock, pemuda memiliki peran yang sangat strategis dalam pembangunan bangsa Indonesia. Jika dahulu kemerdekaan Indonesia diperjuangkan oleh generasi muda yang peduli bangsa pada zamannya seperti Ir. Soekarno, maka zaman sekarang pemuda-pemuda Indonesia yang ada saat ini menjadi penerus dan pengganti perjuangan para pahlawan kemerdekaan Indonesia.

Soekarno dalam pidatonya menyampaikan keinginannya untuk membangun bangsa Indonesia dengan cara mengumpulkan para pemuda untuk menggerakkan perubahan. Artinya, pemuda memiliki tanggung jawab sosial dan moral yang besar. Peringatan kemerdekaan RI ke-75 ini sejatinya menjadi momen bagi seluruh masyarakat Indonesia, para pemuda khususnya, untuk menyatukan langkah, memperkuat visi, dan melakukan aksi nyata untuk perubahan Indonesia menjadi lebih baik.

Kesenjangan hidup pasca merdeka
Jika berkaca pada kondisi Indonesia yang ada saat ini, meskipun Indonesia sudah merdeka 75 tahun tapi masih saja banyak penduduk Indonesia yang belum merdeka dari kebodohan, kemisikinan, kelaparan, ketertinggalan, dan kesenjangan. Kemiskinan masih menjadi momok bagi pembangunan sosial dan ekonomi Indonesia. Konflik antar umat beragama masih sering terjadi. Kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak masih terjadi dimana-mana. Belum lagi masalah korupsi, suap, konflik kepentingan, yang jadi berita sehari-hari.

Semua ini menunjukkan bahwa bangsa Indonesia belum sepenuhnya merdeka dari berbagai masalah. Meskipun memang tidak mungkin tidak terjadi masalah, tetapi kita berharap agar satu per satu masalah di Indonesia dapat terurai dan teratasi.

Anak muda terus belajar dan mencari pengalaman, misalnya mengisi hari libur untuk menambah pengalaman dengan belajar animasi, fashion, dan digital ekonomi daripada hanya bermain gadget. Menghadapi era ekonomi digital kedepan, pemuda harus mempersiapkan diri dengan sebaik mungkin. Maka, dalam moment memperingati hari kemerdekaan Indonesia ini, pemuda harus lebih banyak belajar, mengasah keahlian bahasa dan IT, aktif berkontribusi pada masyarakat, mengeluarkan ide gagasan kreatif dan inovatif, dan memiliki jiwa kepemimpinan yang tinggi sebagai wujud bersyukur mengisi ruang kemerdekaan yang sudah 75 tahun kita peroleh.

Para pemuda yang harus terus berinovasi dan berkiprah dalam pembangunan negara, semuanya harus bergerak untuk mengisi kemerdekaan dan memajukan bangsa. Bung Hatta pernah berpesan, “Indonesia merdeka bukanlah tujuan akhir kita. Indonesia merdeka hanya syarat untuk bisa mencapai kebahagiaan dan kemakmuran rakyat. Indonesia merdeka tidak ada gunanya bagi kita, apabila kita tidak sanggup mempergunakannya memenuhi cita-cita rakyat”

Akhir kata, semoga kita sebagai pemuda terus menjadi pribadi yang berpartisipasi aktif dalam mengisi kemerdekaan dengan hal yang bermanfaat. Bukan menjadi pribadi yang lebih senang mengkritik daripada beraksi. Bukan jadi pribadi yang hanya senang menggalang dukungan tanpa turun langsung ke lapangan. Bukan jadi generasi yang lebih banyak menghabiskan waktu untuk kepentingan pribadi daripada kepentingan bersama. Semoga kita semakin memaknai kemerdekaan dengan cara turut berpartisipasi dalam memerdekakan diri, orang lain dan bangsa dari berbagai permasalahan.

 

Penulis adalah mantan wartawan alKisah 2004-2012 tinggal di Purbalingga Jawa Tengah