Manggarai, SwaraNTT.net – Fenomena muncul uap panas di desa Wogo-Mataloko kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur, diatas lahan seluas 4,9 hektar milik PT. PLN, sempat membuat warga panik akibat keluarnya semburan air panas dari dalam tanah, begini penjelasan Ali Ashad, ahli Geothermal yang juga Dosen ITB Bandung.
Ashad mengatakan hal tersebut terjadi disebabkan karena terjadi rekahan-rekahan (retakan) tanah sebelumnya yang terisi air pada saat musim hujan.
Baca Juga: Mahasiswa Magang Ungkap Operasional hingga Dampak PLTP Ulumbu terhadap Lingkungan dan Kesehatan
Ashad juga menjelaskan, panas bumi merupakan fenomena di mana panas dari dalam bumi memanaskan lapisan air di bawah permukaan tanah seperti yang sedang terjadi di kawah Mataloko.
Apalagi kata Ashad, dikawah Wogo-Mataloko itu merupakan kawah sumber energi panas bumi yang sering mengeluarkan hawa panas yang cukup tinggi dan berbau belerang menyengat pada musim hujan
“Hal ini hanya terjadi pada musim penghujan karena rekahan-rekahan itu terisi air hujan. Kalau pada saat musim kemarau pasti tidak muncul semburan air panas,” jelasnya.
Yang sedang terjadi di kawah Wogo-Mataloko sebutnya merupakan manifestasi panas bumi karena adanya rekahan yang mengindikasikan uap air panas yang ke luar pada permukaan melalui rekahan tanah.
Dijelaskannya, pada saat air panas itu bergerak keatas permukaan tanah diikuti dengan butiran-butiran material karena terjadi perbedaan densitas. Selain uap yang muncul dipermukaan serta air juga ikut bergerak hingga material lainnya seperti batuan sekitarnya ikut terangkat disebabkan terjadi gesekan antara air dan batuan. Makanya muncul dipermukaan itu air panas beserta lumpur.
“Semburan yang keluar itu air hujan yang dipanaskan. Komposisi utamanya adalah air hujan. Hal ini bisa dibuktikan dengan jenis airnya di laboratorium akan diketahui dengan adanya kandungan magnesium,” beber ahli Geothermal yang juga berprofesi sebagai Dosen ITB Bandung ini.
![]()
![]()
![]()
