Untuk diketahui pasokan listrik pada beban puncak malam hari di wilayah Kabupaten Manggarai, di suplai dari sistem interkoneksi PLTMG Flores (Rangko) Labuan Bajo dan PLTU Ropa. Itu berarti, pasokan listrik beban puncak malam hari masih kekurangan 4-5 MW.
Pengembangan pembangkit listrik yang ramah lingkungan ini merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang termuat dalam Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021 – 2030 yang memperioritaskan penggunaan pembangkit listrik berbasis EBT sebesar 51 persen.
Komitmen PLN terhadap pengembangan EBT merupakan wujud transformasi PLN sesuai pilar “Green” yakni menghadirkan energi yang ramah lingkungan dengan memperhatikan sustainable developement untuk masyarakat dan lingkungan yang berada pada ring-1 pembangunan.
Flores, salah satu pulau di Provinsi NTT, memiliki potensi panas bumi yang sangat besar. Data Kementerian ESDM menyebutkan, Pulau Flores menyimpan sumber daya sebesar hampir 1.000 MW dan cadangan sebesar 402,5 MW panas bumi.
Potensi luar biasa itu mendorong Pemerintah Pusat, dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, menetapkan Flores sebagai Pulau Panas Bumi (Geothermal Island) pada tahun 2017 melalui SK Menteri ESDM No.2268 K/MEM/2017.
Proses transisi energi yang dijalankan oleh PLN saat ini dengan mengembangankan pemanfaatan potensi panas bumi Ulumbu yang ada di kabupaten manggarai sejalan dengan road map percepatan bauran energi terbarukan sesuai dengan Kebijakan Energi Nasional serta penurunan emisi gas rumah kaca, yang tertuang dalam Peraturan Presiden nomor 112 Tahun 2022 tentang Percepatan Pengembangan Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik.