Sementara itu, Vice President (VP) Energi Panas Bumi PLN, Hendra Yu Tonsa Tondang menjelaskan, dukungan ini menjadi penting, mengingat langkah serius PLN memanfaatkan energi baru terbarukan di kawasan Poco Leok sebagai langkah transisi energi di Indonesia merupakan perwujudan komitmen PLN untuk mencapai target net zero emission (NZE) tahun 2060 dan penurunan emsisi gas rumah kaca (GRK).
Ia menambahkan jika Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulumbu (eksisting) telah memberikan daya listrik terpasang sebesar 4 x 2,5 MW (10 MW) yang berlokasi di Desa Wewo, Kecamatan Satarmese, Kabupaten Manggarai, memasok energi listrik melalui sistem kelistrikan Flores untuk memenuhi kebutuhan beban di Kabupaten Manggarai dan sebagiannya untuk Manggarai Timur dan Manggarai Barat.
“sebagai contoh, kelistrikan Manggarai sebelumnya disuplai dari PLTD Waso, dan setelah beroperasinya PLTP Ulumbu (eksisting) beban penggunaan bahan bakar solar mampu ditekan hingga 90%,” ucap Hendra.
Hendra menyatakan bahwa langkah perluasan kapasitas di PLTP Ulumbu ini sangat strategis dan sangatlah penting, malalui pemanfaatan energi bersih dan murah yang bersumber dari geothermal Poco Leok, dapat menekan subsidi energi yang harus disediakan pemerintah, dan pemanfaatan energi listriknya dapat dinikmati oleh masyarakat tidak hanya Kabupaten Manggarai tetapi juga untuk kabupaten lainnya di Pulau Flores.
Keseriusan PLN ini dikarenakan energi panas bumi ramah terhadap lingkungan, dan ini menjadi salah satu karakteristik energi panas bumi yang harus digarisbawahi, tidak hanya dalam aspek produksi tetapi juga aspek penggunaan, sehingga dampaknya sangat berperan positif.
“Berdasarkan kajian yang yang telah kami lakukan, pengoperasian PLTP Ulumbu (eksisting) ramah lingkungan yang artinya pada saat proses perluasan kapasitas nanti kami melakukan identifikasi dengan tujuan untuk menyusun perencanaan bagaimana menghindari hal yang tidak diinginkan, termasuk potensi lingkungan” sambungnya.