Kisah Perjalanan Menjadi Guru Penggerak

Refleksi Tentang manfaat Program Guru Penggerak

Sebagai seorang pendidik, saya Guru Penggerak Angkatan 3 dari Kabupaten Manggarai, merasa sungguh bersyukur atas kesempatan berharga yang telah diberikan untuk mengikuti Pendidikan Guru Penggerak. Pengalaman ini bukan sekadar program pelatihan, melainkan sebuah perjalanan transformatif yang membuka mata dan hati saya terhadap esensi sejati dari profesi seorang guru.

Mengikuti Pendidikan Guru Penggerak adalah sebuah anugerah yang tak ternilai. Di dalamnya, saya tidak hanya mendapatkan pengetahuan dan keterampilan baru terkait dengan pedagogi yang inovatif, kepemimpinan yang memberdayakan, dan pengembangan diri yang berkelanjutan. Lebih dari itu, program ini memberikan ruang yang sangat berharga untuk refleksi diri yang mendalam. Rutinitas mengajar yang padat seringkali membuat kita terlena dalam pelaksanaan tugas sehari-hari. Kita mungkin terlalu fokus pada penyampaian materi dan pencapaian target kurikulum, sehingga kurang memiliki waktu untuk benar-benar merenungkan praktik yang telah kita lakukan.

Pendidikan Guru Penggerak hadir sebagai jeda yang konstruktif. Melalui berbagai aktivitas, diskusi, dan penugasan, kami didorong untuk melihat kembali perjalanan mengajar kami dengan kaca mata yang lebih kritis dan jujur. Proses refleksi ini menjadi sangat penting karena di sinilah kita dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan diri. Kita belajar untuk menelisik lebih dalam: Bagaimana praktik mengajar saya selama ini berdampak pada murid? Apakah metode yang saya gunakan sudah benar-benar mengakomodasi kebutuhan belajar mereka yang beragam? Nilai-nilai apa yang selama ini saya pegang dan bagaimana nilai-nilai tersebut tercermin dalam tindakan saya di kelas? Apakah saya sudah menjadi teladan yang baik bagi murid-murid saya? Area mana saja dalam diri saya yang perlu dikembangkan? Keterampilan apa yang perlu saya asah agar dapat menjadi guru yang lebih efektif dan inspiratif? Bagaimana saya dapat berkolaborasi dengan rekan sejawat dan komunitas belajar untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih baik?

Melalui refleksi yang terstruktur dalam Pendidikan Guru Penggerak, saya belajar untuk lebih peka terhadap kebutuhan murid, lebih kreatif dalam merancang pembelajaran yang menarik dan bermakna, serta lebih terbuka terhadap umpan balik dari berbagai pihak. Proses ini membantu saya untuk tidak hanya menjadi seorang pengajar yang menyampaikan ilmu, tetapi juga menjadi seorang fasilitator pembelajaran yang mampu menuntun murid untuk mengembangkan potensi terbaiknya.

Pendidikan Guru Penggerak bukan hanya tentang meningkatkan kompetensi teknis mengajar, tetapi juga tentang menumbuhkan kesadaran diri yang mendalam. Kesadaran ini menjadi landasan yang kokoh bagi seorang guru untuk terus bertumbuh dan beradaptasi dengan perubahan zaman serta kebutuhan unik setiap murid. Sebagai lulusan Guru Penggerak, saya berkomitmen untuk terus merefleksikan diri dalam setiap langkah pengabdian saya. Saya percaya bahwa refleksi yang berkelanjutan adalah kunci untuk menjadi guru yang relevan, inspiratif, dan mampu memberikan dampak positif bagi pendidikan di Kabupaten Manggarai. Saya mengajak seluruh rekan guru untuk tidak pernah berhenti belajar dan merenungkan praktik kita, karena di dalam refleksi itulah kita menemukan potensi terbesar untuk menjadi agen perubahan pendidikan yang sesungguhnya.

Terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung terselenggaranya Pendidikan Guru Penggerak. Semoga semangat belajar dan berbagi yang telah kami peroleh dapat terus membara dan menginspirasi seluruh ekosistem pendidikan di Indonesia.

Tanggapan atas Perubahan nomenklatur Balai Besar Guru Penggerak menjadi  Balai Besar Guru dan Tenaga Kependidikan.

Dalam perkembangan dunia pendidikan, perubahan adalah sebuah keniscayaan. Terkait perubahan nomenklatur Balai Guru Penggerak (BBGP) menjadi Balai Besar Guru dan Tenaga Kependidikan (BBGTK), menurut hemat saya, ini adalah sebuah langkah yang positif dan inklusif. Perubahan ini menunjukkan perluasan cakupan peran balai tidak hanya terbatas pada guru penggerak, tetapi juga mencakup seluruh guru, pendidik, dan tenaga kependidikan lainnya.

Saya melihat perubahan ini sebagai penguatan ekosistem pendidikan secara keseluruhan. Dengan melibatkan seluruh elemen pendidikan, BBGTK memiliki potensi yang lebih besar untuk mendorong peningkatan kualitas pendidikan secara merata. Ini juga memberikan kesempatan bagi seluruh pendidik dan tenaga kependidikan untuk mengakses berbagai program pengembangan diri yang sebelumnya mungkin lebih terfokus pada Guru Penggerak.

Tentu saja, perubahan nomenklatur ini harus diikuti dengan perubahan dan penguatan program serta sumber daya di balai. BBGTK perlu merancang program-program yang relevan dengan kebutuhan pengembangan kompetensi seluruh guru, pendidik, dan tenaga kependidikan, serta memastikan akses yang mudah dan merata bagi semua pihak.

Sebagai alumni Guru Penggerak, saya berharap BBGTK dapat menjadi wadah kolaborasi yang lebih luas, tempat berbagi praktik baik, dan pusat inovasi pendidikan bagi seluruh insan pendidikan di daerah. Semangat “Bergerak dan Menggerakkan” yang menjadi roh Guru Penggerak, hendaknya juga menjadi semangat bagi BBGTK dalam menjalankan perannya yang baru dan lebih luas.

Kisah perjalanan saya dari rasa penasaran terhadap Guru Penggerak hingga berhasil mengikuti PPG adalah bukti nyata bahwa kesempatan untuk belajar dan berkembang selalu ada bagi para pendidik yang memiliki kemauan. Perubahan nomenklatur BBGP menjadi BBGTK adalah babak baru dalam upaya memajukan pendidikan di Indonesia. Mari kita sambut perubahan ini dengan optimisme dan terus berkolaborasi untuk menciptakan pendidikan yang lebih baik bagi generasi penerus bangsa.

Penulis : Guru di SMP Negeri 1 Langke Rembong, Lulusan Guru Penggerak Angkatan III, Pengajar Praktik Pendidikan Guru Penggerak Angkatan IX