Oleh: Basilius Ngabal, S.Pd.,Gr (Guru SMP Negeri 1 Langke Rembong)
Nama saya Basilius Ngabal, seorang pendidik yang dengan bangga menyandang status sebagai lulusan Guru Penggerak Angkatan III, (Angkatan Pertama untuk Kabupaten Manggarai). Perjalanan mengikuti pendidikan yang transformatif ini menyimpan kisah unik tersendiri, terutama karena latar belakang tempat saya bertugas saat itu SMPN SATAP Rangkang Kalo. Sebuah sekolah yang menyimpan potensi besar, namun juga akrab dengan tantangan infrastruktur, terutama dalam hal konektivitas internet yang hilang timbul.
Mendengar kabar tentang program Guru Penggerak, sebuah panggilan untuk menjadi agen perubahan dalam dunia pendidikan, hati saya bergejolak. Semangat untuk terus belajar dan mengembangkan diri sebagai seorang guru mendorong saya untuk mendaftar.
Sebagai seorang pendidik di Kabupaten Manggarai, panggilan untuk terus belajar dan mengembangkan diri tak pernah surut. Ketika program Guru Penggerak angkatan pertama hadir, rasa penasaran dan ketertarikan langsung bersemi di benak saya. Apa gerangan program ini? Apa yang bisa saya pelajari dan kontribusikan untuk kemajuan pendidikan di Manggarai? Pertanyaan-pertanyaan inilah yang mendorong saya untuk memberanikan diri mendaftar.
Perjalanan menjadi Guru Penggerak bukanlah sekadar mengikuti serangkaian pelatihan. Lebih dari itu, ini adalah sebuah transformasi diri. Saya diajak untuk merefleksikan praktik mengajar yang selama ini saya lakukan, membuka diri terhadap paradigma pendidikan yang berpusat pada murid, dan mengembangkan kepemimpinan dalam ekosistem pendidikan. Modul-modul yang disajikan terasa begitu relevan dengan tantangan yang kami hadapi di lapangan. Diskusi-diskusi yang hangat dengan fasilitator dan rekan sesama calon Guru Penggerak membuka wawasan dan menumbuhkan semangat kolaborasi.
Salah satu momen yang paling berkesan adalah ketika saya mulai mengimplementasikan aksi nyata di sekolah. Melihat perubahan positif, sekecil apapun, pada murid-murid dan rekan guru, memberikan kepuasan dan keyakinan bahwa program ini benar-benar membawa dampak. Proses pendampingan yang berkelanjutan juga sangat membantu dalam menguatkan pemahaman dan mengaplikasikan konsep-konsep yang telah dipelajari. Lulus dari program Guru Penggerak angkatan pertama Kabupaten Manggarai adalah sebuah kebanggaan dan sekaligus tanggung jawab untuk terus bergerak dan menginspirasi.
Tantangan dalam mengikuti Pendidikan Guru Penggerak
Lokasi SMPN SATAP Rangkang Kalo yang berada di wilayah dengan akses internet yang terbatas menjadi ujian tersendiri, terutama ketika sebagian besar proses pembelajaran dilakukan secara daring melalui platform Zoom. Saya ingat betul bagaimana perjuangan untuk sekadar terhubung dengan ruang virtual. Mencari titik dengan sinyal yang relatif stabil menjadi rutinitas. Kadang, saya harus berpindah-pindah tempat di sekitar sekolah, bahkan mencari posisi yang lebih tinggi demi mendapatkan sedikit kekuatan sinyal. Suara yang putus-putus, gambar yang membeku, hingga tiba-tiba terputus dari Zoom menjadi teman setia selama sesi pembelajaran.
Namun, di tengah segala keterbatasan itu, saya memilih untuk tidak menyerah. Prinsip saya sederhana: setiap tantangan pasti memiliki solusi. Dengan semangat pantang menyerah dan tekad yang kuat, saya mencari cara untuk tetap mengikuti pendidikan ini dengan baik. Saya belajar untuk bersabar ketika koneksi internet bermasalah, mencatat poin-poin penting secara manual ketika layar Zoom membeku, dan memanfaatkan waktu ketika jaringan stabil untuk berinteraksi dan berdiskusi dengan fasilitator serta rekan-rekan calon Guru Penggerak lainnya.
Saya juga belajar untuk beradaptasi dan memanfaatkan sumber daya yang ada di sekitar. Ketika materi pembelajaran sulit diakses secara daring, saya berinisiatif untuk mencari referensi lain secara luring. Diskusi dengan rekan guru di sekolah juga menjadi sumber belajar yang berharga. Semangat kolaborasi dan saling mendukung antar calon Guru Penggerak, meskipun terpisah oleh jarak dan keterbatasan jaringan, terasa begitu kuat. Kami saling berbagi informasi, memberikan semangat, dan mencari solusi bersama atas kendala yang dihadapi.
Anehnya, di tengah segala keterbatasan itu, saya justru merasa lebih menghargai setiap kesempatan belajar. Setiap kali berhasil terhubung dengan Zoom, rasanya seperti sebuah kemenangan kecil. Saya menyimak setiap materi dengan lebih seksama, berpartisipasi aktif dalam diskusi, dan mengerjakan setiap tugas dengan penuh tanggung jawab. Mungkin, justru tantangan inilah yang memicu semangat dan kreativitas saya untuk terus belajar dan berkembang. Waktu berlalu, dan dengan segala perjuangan dan ketekunan, saya berhasil menyelesaikan seluruh rangkaian pendidikan Guru Penggerak. Pengumuman kelulusan menjadi momen yang tak terlupakan. Rasa haru dan bangga bercampur menjadi satu. Saya, seorang guru dari sekolah dengan segala keterbatasannya, mampu menembus batas jaringan dan meraih gelar Guru Penggerak.
Kisah perjalanan saya ini menjadi bukti bahwa keterbatasan bukanlah penghalang untuk meraih mimpi dan mengembangkan diri. Semangat untuk belajar, kemauan untuk beradaptasi, dan keyakinan pada diri sendiri adalah kunci untuk mengatasi setiap tantangan. Pengalaman mengikuti Pendidikan Guru Penggerak di SMPN SATAP Rangkang Kalo telah mengajarkan saya banyak hal tentang ketangguhan, kesabaran, dan pentingnya memanfaatkan setiap kesempatan, sekecil apapun.
Kebijakan Kementrian bagi Lulusan Guru Penggerak
Setelah menyelesaikan pendidikan Guru Penggerak, pintu kesempatan untuk pengembangan diri semakin terbuka. Informasi mengenai Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) melalui jalur Guru Penggerak menjadi angin segar. Saya melihat ini sebagai kesempatan emas untuk semakin memantapkan kompetensi profesional sebagai seorang guru. Pengalaman dan pemahaman yang saya peroleh selama menjadi Guru Penggerak menjadi bekal yang sangat berharga dalam mengikuti seleksi dan perkuliahan PPG. Jalur afirmasi bagi Guru Penggerak memberikan kemudahan akses dan pengakuan atas dedikasi yang telah kami berikan.
Proses PPG melalui jalur Guru Penggerak terasa lebih kontekstual. Kami tidak hanya mempelajari teori-teori pendidikan, tetapi juga mengaitkannya dengan pengalaman nyata yang telah kami alami di lapangan. Jaringan yang telah terbangun selama program Guru Penggerak juga sangat membantu dalam proses belajar dan berbagi pengalaman dengan rekan-rekan PPG dari berbagai daerah. Akhirnya, keberhasilan menyelesaikan PPG dan meraih sertifikat pendidik adalah sebuah pencapaian yang luar biasa, melengkapi perjalanan saya sebagai seorang Guru Penggerak.