Dalam perjalanan menuju Puskesmas Pagal, kendaraan yang ditumpangi korban terjadi kecelakaan, yang jaraknya sekitar kurang lebih 100 meter menuju Puskesmas Pagal.
Karena situasinya tidak memungkinkan pada saat itu, keluarga korban mencari kendaraan bermotor (Roda dua) bersama sejumlah Nakes, agar korban segera dilakukan penanganan di Puskesmas Pagal.
Setelah sampai di Puskesmas Pagal, jelas Sekda Fansi, korban langsung ditangani oleh petugas jaga (Dokter dan Perawat) dengan tindakan medis dengan pemasangan Oksigen, tindakan RJP (Resustasi Jantung dan paru/ Napas Buatan), pemasangan oksigen.
“Pemasangan Oksigen, tindakan RJP (Resustasi Jantung dan paru/ Napas Buatan), pemasangan oksigen ini tidak berlangsung lama sehingga beberap menit kemudian di cabut dan dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital seperti yang dilakukan oleh petugas Pustu Pinggang, dari hasil pemeriksaan tanda-tanda vital ini tidak teraba denyutan nadi dan pernapasan dan di simpulkan bahwa korban sudah meninggal dunia,” kata sekda Fansi.
Terkait dengan kondisi korban atas nama Rara, jelas Sekda Fansi, diperoleh informasi bahwa bocah tersebut masih hidup dan segera di rujuk ke Puskesmas Pagal, menggunakan kendaraan umum.
Saat itu ungkap Sekda Fansi, tidak didampingi petugas saat diantar ke Puskesmas Pagal, pasalnya semua petugas dari Pustu Pinggang, berada di Puskesmas Pagal saat mengantar korban Eka.
“Setibanya di Puskesmas Pagal, korban Rara, langsung ditangani petugas jaga (dokter dan Perawat) dengan memeriksa tanda-tanda vital seperti denyutan nadi dan pernapasan. Dari hasil pemeriksaan tanda-tanda vital ini tidak teraba denyutan nadi dan pernapasan sehingga disimpulkan yang bersangkutan telah meninggal dunia,” ungkap Sekda Fansi.
Terkait dengan keberadaan tenaga kesehatan saat para korban, membutuhkan pelayanan di Pustu Pinggang.
Sekda Fansi menjelaskan, ada 4 tenaga kesehatan yang bertugas di Pustu Pinggang. Pada saat korban berada di Pustu Pinggang, keempat Nakes tersebut tidak berada ditempat.
Salah satu dari keempat Nakes tersebut, sedang mengikuti kegiatan Rekoleksi Stunting di Paroki Santu Antonius Padua Bea Mese.
“Tetapi setelah dihubungi, tidak berselang lama keempat Nakes itu tiba di Pustu Pinggang, dan langsung memberikan penanganan awal,” beber Sekda Fansi.
Bahwa di Pustu Pinggang tidak ada Oksigen, kata Sekda Fansi, sangat beralasan, pasalnya pelayanan ditingkat Pustu tersebut hanya untuk melakukan penanganan awal terhadap pasien.
“Bahwa di Pustu tidak ada Oksigen, ya memang, karena di Pustu protapnya tidak menyediakan oksigen, kecuali ada cairan infus, tetoskop untuk penanganan awal saja. Kecuali di Puskesmas,” jelas Sekda Fansi.
Menurut dia, sangat beralasan kemudian, petugas di Pustu Pinggang, membuat rujukan terhadap dua korban tersebut ke Puskesmas Pagal. [Gusty S.]