Perbaiki Jalan Rusak, Warga Rembong Raya: Kami Seperti Dianaktirikan

Siprianus berharap Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur segera merealisasikan pembangunan segmen Lempang Paji–Toang–Kaju Wangi–Golo Lebo–Legur Lai, yang menjadi satu-satunya jalur mobilitas warga.

“Kami berharap tahun 2026 jalur ini bisa direalisasikan. Ini akses utama warga tiga desa,” tegasnya.

Keluhan lebih keras datang dari Goris, warga Rembong Raya, yang menilai pemerintah seolah menutup mata.

“Jalan ini dari dulu sampai sekarang rusak parah. Sulit dilalui kendaraan, apalagi saat musim hujan. Kami selalu adakan bakti sosial setiap enam bulan sekali,” ungkapnya.

Ia menyampaikan kekecewaan mendalam karena suara masyarakat seperti tidak pernah benar-benar didengar.

 “Kami selalu teriak soal jalan rusak, tapi seolah tak didengarkan. Kami seperti dianaktirikan,” kata Goris dengan nada kecewa.

Menurutnya, pemerintah daerah terkesan tidak memberi perhatian serius dalam pengalokasian anggaran perbaikan infrastruktur, khususnya di Kecamatan Elar.

 “Setiap tahun, anggaran untuk Elar itu paling sedikit. Sangat tidak adil. Padahal jalan itu nadi perekonomian,” katanya.

Selain menyulitkan warga yang hendak beraktivitas, kerusakan jalan juga menghambat distribusi hasil komoditas pertanian dari desa-desa di Rembong Raya.

Beberapa desa dikenal memiliki potensi hasil bumi yang besar, namun akses buruk membuat distribusi tersendat.

“Hal ini bukan hanya berdampak pada kami secara pribadi, tetapi juga menghambat perekonomian. Daerah ini punya hasil komoditas luar biasa,” ujar Goris.

Ia juga menilai manfaat anggaran infrastruktur dari pemerintah pusat belum dirasakan oleh warga daerah terpencil seperti Rembong Raya.

Goris turut menyoroti peran legislator DPRD Manggarai Timur yang berasal dari Dapil IV.

 “Ada anggota legislatif dari partai-partai besar, tapi sangat miris melihat kenyataan ini. Kami seperti tidak punya wakil. Kami harap suara kami didengarkan dan disampaikan,” ujarnya.

Warga Kaju Wangi dan Desa sekitar kembali meminta pemerintah daerah agar tidak menutup mata terhadap kondisi jalan Elar–Ruteng, khususnya di Kelok.

Mereka berharap pembangunan infrastruktur segera dilakukan demi kelancaran mobilitas, peningkatan pelayanan publik, dan pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Meski terus melakukan gotong royong, warga berharap pemerintah hadir sebagai pihak yang bertanggung jawab penuh atas pembangunan infrastruktur dasar.***