MANGGARAI, SwaraNTT.Net – Masalah kelangkaan pupuk bersubsidi belum juga final. Kesulitan mendapat pupuk tersebut justru semakin meresahkan para petani di Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Kurangnya ketersediaan pupuk bersubsidi ini sudah tak bisa lagi mengakomodir kebutuhan lahan produktif pertanian milik masyarakat.
Ardianus Von, petani asal Desa Sambi, Kecamatan Reok Barat menjelaskan, kelangkaan pupuk di gudang pengecer di Reok Barat, menjadi ancaman serius bagi petani sawah pada musim ini, dimana kelangkaan pupuk semakin menjadi-jadi dan pendropingan pupuk tidak sesuai dengan permintaan petani.
“Terjadi kelangkaan pupuk di gudang, menjadi ancaman serius bagi petani sawah pada musim ini. Kelangkaan pupuk di gudang semakin menjadi-jadi, dimana pendropingan pupuk tidak sesuai dengan permintaan petani,” pungkasnya.
Lebih lanjut Ardianus Von juga menyampaikan bahwa, masalah kelangkaan pupuk bersubsisi ini menjadi ancaman krisis pangan beras bagi petani di Reok Barat tahun 2021.
Melalui sambungan telepon, Ponsianus Goyet selaku pengecer pupuk bersubsidi UD Petra kajong menjelaskan, selama bulan januari untuk kecamatan Reok Barat sudah 85 ton dan telah di bagikan ke para petani, dengan rincian pupuk Urea = 40 Ton dan pupuk NPK= 45 Ton.
Lebih lanjut Ia menjelaskan sistem perhitungan untuk mendapatkan pupuk bersubsidi tersebut dihitung jumlah luas areal sawah para petani.
“Misalnya luas areal satu hektar, alokasi pupuknya 50 kg pupuk Urea sedangkan pupuk NPK 175 kg. Sementara alokasi per bulannya untuk kecamatan Reok Barat hanya 20 Ton untuk pupuk jenis Urea,” Jelas Pengecer itu.
Dalam waktu dekat jelas Ponsianus Goyet, pihak distributor akan mendistribusikan 20 Ton pupuk Urea dan 20 Ton pupuk NPK.
![]()
![]()
![]()
