PLN UIP Nusra Gandeng Media Tinjau PLTP Mataloko, Dorong Transisi Energi Bersih di Flores

Wakil Kepala Teknik Panas Bumi (KTPB) PLTP Mataloko, Taufik Iskandar, menyambut langsung para peserta kunjungan.

 “Kami berharap kunjungan ini memberikan pemahaman yang lebih jelas dan nyata kepada para wartawan tentang kondisi di lapangan. PLN siap terus memberi terang melalui PLTP Mataloko,” ujarnya.

Sementara itu, Manager Perizinan dan TJSL PT PLN (Persero) UIP Nusra, Bobby Robson Sitorus, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan wujud penerapan prinsip transparansi dan komunikasi terbuka antara PLN dan masyarakat.

 “Media adalah mitra strategis dalam membangun pemahaman publik tentang energi panas bumi. Kami semua punya tanggung jawab untuk menyampaikan informasi sebenar-benarnya kepada masyarakat,” kata Bobby.

Dalam paparannya, Bobby menyebutkan bahwa sekitar 98 persen pasokan listrik di Kabupaten Ngada masih berasal dari luar Kecamatan Bajawa, padahal Pulau Flores menyimpan potensi panas bumi mencapai 999 megawatt (MW) yang tersebar di 21 titik lokasi.

“Satu-satunya energi baru terbarukan (EBT) yang dapat menjadi baseload adalah panas bumi,” ujarnya menegaskan.

Hingga kini, progres pembangunan infrastruktur pengeboran PLTP Mataloko telah mencapai 85 persen, sementara pembangunan jalan akses mencapai 60 persen. PLN menargetkan proyek ini rampung pada akhir 2025 sehingga mobilisasi peralatan dapat dimulai pada 2026.

Dalam kunjungan itu, para wartawan juga meninjau lokasi manifestasi panas bumi yang ditandai dengan aroma belerang dan lumpur panas. Di sekitarnya, lahan pertanian warga tetap tumbuh subur.

Petani lokal, Marselinus Gone, menegaskan bahwa aktivitas panas bumi tidak mengganggu kegiatan pertanian warga.

“Buktinya tanaman tumbuh, ternak sehat, air sungai juga baik-baik saja. Tidak ada masalah dengan kesehatan,” ujarnya.

Warga Desa Ulubelu, Emerensiana Wawo, juga menambahkan bahwa masyarakat kini justru merasakan manfaat sosial dan ekonomi dari proyek PLTP Mataloko.

“Hasil ternak dan sayuran kami tetap subur dan laku di pasar. PLN selalu hadir membantu dan mendengarkan aspirasi kami,” katanya.

Sementara Ketua Adat sekaligus Ketua Pokdarwis Desa Nua Wogo, Yohanes Baghi, mengapresiasi keterlibatan masyarakat adat dalam pembangunan.

 “Kami percaya pemerintah dan PLN sudah memikirkan yang terbaik. Kami siap mendukung program ini,” ujarnya.

Wartawan Mediator Kupang, Stanley Boymau, yang turut hadir, mengaku mendapat perspektif baru mengenai proyek panas bumi di Mataloko.

 “Dengan melihat langsung, kami tahu bahwa masyarakat di sini tidak seragam dalam pandangan. Tapi kelompok besar justru mendukung karena sudah merasakan manfaat ekonomi dan berharap proyek ini segera selesai,” ungkapnya.

General Manager PT PLN (Persero) UIP Nusra, Rizki Aftarianto, menegaskan bahwa pelibatan media merupakan bagian penting dari strategi PLN membangun komunikasi publik yang sehat dan berimbang.

 “Dengan melibatkan media, kami ingin memastikan masyarakat mendapat informasi yang benar dan lengkap tentang apa yang sedang kami kerjakan di Mataloko,” katanya.

PLN UIP Nusra berkomitmen terus mendorong pemanfaatan energi panas bumi sebagai sumber energi bersih dan berkelanjutan, sejalan dengan program transisi energi nasional menuju Net Zero Emission 2060.***